Rabu, 06 Juni 2012

Setumpuk Kisah Bodoh 2


Sejak aku sekolah di Jakarta aku sudah bertekad ingin belajar dengan giat, walaupun aku belum juga menemukan apa sebenarnya cita-citaku, tapi biarlah waktu yang menjawab, itu juga kalau waktu punya mulut. Akhirnya aku lulus dengan peringkat ke lima terbaik disekolah SD ku itu. Tapi masih saja ada yang iri denganku, dia bilang nilaiku gak murni, sudah mendapatkan kunci jawaban karena ayahku seorang guru juga. Tapi masa bodo dengan ucapan itu, toh aku yang ngejalanin tanpa berbuat curang sedikitpun.
Itu adalah beberapa kisah yang menurutku bodoh saat aku masih SD. Oh iya, aku lupa..waktu SD aku pernah suka dengan seorang gadis kecil yang bernama Risya, kata temanku sih dia juga suka tapi aku gak berani bilang, “kan masih kecil!..”
Awal mula aku masuk SMP, ternyata Risya juga satu SMP denganku dan aku bertemu dengan sahabat terbaik sepanjang hidupku bahkan sampai saat ini, dia adalah Frendy. Dia yang selalu menemani dan mengingatkan aku untuk solat. Aku termasuk anak yang takut dengan aturan yang ada di sekolah dan aku dengan Frendy adalah anak yang tidak pernah ikut tauran. Bahkan pernah ketika ada pelajaran tambahan, semua anak laki-laki di kelasku bolos, yang ada cuma aku dan Frendy.
Di sini aku terus mencari cita-citaku tetapi tidak pernah ketemu. Pernah suatu hari aku dipanggil oleh temanku Irma. “Hendra..Dra…kamu dicariin tuh di kantin”.
“Sa..sama siapa?” jawabku gugup.
“Udah sana kekantin, aku duluan yah..bye..” kata Irma dengan tergesa-gesa mau pulang.
Akhirnya aku memutuskan untuk ke kantin. Kondisi kantin saat itu kosong karena memang semua siswa sudah pada pulang. Aku melihat ada Risya dan Tirsa di sudut kantin sekolahku. Tiba-tiba jantungku berdebar kencang, berbagai macam pikiran muncul di kepalaku. Aku kaget ketika Risya memanggilku “Hendra…sini..”
Aku melangkahkan kakiku dengan gemetar.
“Ada apa?” jawabku sambil tertunduk tidak berani menatap wajahnya.
Risya adalah gadis yang cantik, putih, dan cukup pintar. Aku heran kenapa kata teman-temanku waktu SD dia suka denganku yah.
“Ko lama…” Tanya Risya.
“Emmm…..anuu..” jawabku salah tingkah.
Sebelum aku menyelesaikan kalimatku, Risya memegang tanganku. Seketika itu juga wajahku berubah pucat, dingin, serasa dunia mau runtuh karena saat itu pertama kalinya aku bersentuhan dengan seorang gadis yang aku suka, yang membuat aku tampak bodoh adalah aku hampir pingsan saat itu. Ada satu hal yang sangat memalukan, saat itu aku takut sekali dengan makhluk yang disebut dengan wanita.
“Kamu mau gak jadi pacar aku?” Risya bertanya padaku.
Saat itu aku bingung, aku berpikir antara pacaran dengan niatku untuk berubah sejak kejadian waktu SD itu. Akhirnya aku memutuskan untuk memilih belajar dulu.
“Maaf yah, aku belum mau pacaran dulu” jawabku dengan nada gemetar kepada Risya. Aku tidak tahu keputusanku itu benar atau tidak. Tapi aku yakin itu adalah keputusan yang benar. Mulai saat itu Risya berubah sikapnya kepadaku, dia terlihat sangat benci sama aku.
Nah kalau yang itu adalah satu dari kisahku waktu SMP. Sampai aku masuk SMK. Awal-awal masuk SMK biasa saja tidak ada yang spesial. Aku masih menjadi anak yang patuh, pendiam, dan berusaha belajar. Sampai sini aku juga masih belum bisa menentukan cita-citaku. Manusia tanpa cita-cita, kata temanku.
Ada yang tertinggal nih, aku mulai memiliki cita-cita walaupun cita-cita bodoh menurutku. Cita-citaku adalah menjadi musisi lebih tepatnya menjadi pemain band. Aku mengajak sepupu-sepupuku main band, dengan modal tanpa bisa bermain musik apapun dan suara jauh dari pas-pasan kami melangkah mencari studio band.
     Di studio band kami bingung mau main apa, kami cobain semua alat musik yang ada. Hasilnya ancur banget tapi cukup memberi semangat padaku. Paling tidak aku sudah mulai berani bermimpi dan memiliki cita-cita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saran Yah..