Selasa, 24 Juli 2012

Seni Rupa Kontemporer

Seni rupa kontemporer merupakan seni yang kemunculannya lebih dipengaruhi oleh waktu saat karya itu diciptakan (bersifat kekinian dan temporer). Tema yang diangkat dalam penciptaan karya seni rupa kontemporer tentang sesuatu yang berkaitan dengan masalah-masalah yang terjadi pada batasan waktu tertentu.
Kartika, putri dari pelukis terkenal Affandi. Karya besar Kartika, seperti “Wanita Dayak”, 1977, cat minyak, kanvas. Lukisan ini menunjukkan gaya yang berbeda dengan karya sesudahnya. Seniman ini merupakan direktur Yayasan Affandi.
Seni instalasi diperuntukkan suatu karya seni yang terdiri-dari beberapa bagian dalam satu unit, karya-karya seperti ini biasanya mengandung pesan sosial. Seni instalasi juga dapat dimaknai sebagai karya seni yang terdiri atas komposisi dan manipulasi objek-objek untuk menyampaikan sebuah pesan.
Seni instalasi karya Agus Suwage dengan tema “Dongeng dari Bumi yang resah” merupakan hasil teknik campuran. Karyanya tersebut hasil komposisi dari beberapa lukisan yang menimbulkan keindahan baru.
Karya seni instalasi Krishna Murti yang dibuat tahun 1995, juga menunjukkan manipulasi objek-objek yang dikomposisikan pada suatu ruangan yang diberi tema “Let the rock be the rock”.
Contoh lain karya seni rupa kontemporer berupa lukisan pada bagian tubuh manusia, lebih dikenal dengan karya body painting. Melukis pada tubuh manusia juga merupakan seni manipulasi tubuh manusia, seniman berusaha menciptakan kesan baru pada bagian tubuh manusia, seperti manipulasi bentuk binatang, buah-buahan, bunga dan bentuk-bentuk imaginasi.



DAFTAR PUSTAKA
http://sumberilmu.info/2008/08/20/contemporary-fine-art/

Periode Seni Rupa Modern Di Indonesia

Seni Rupa Modern adalah suatu karya seni rupa yang merupakan hasil kreativitas untuk menciptakan karya yang baru atau dengan kata lain karya seni rupa pembaruan. Kreativitas dalam seni rupa di dalamnya terdapat estetika, karakter, inovasi, dan originalitas.

“Merapi” karya Raden Saleh


Peirode Perintis (1826-1880),  perkembangannya diawali oleh pelukis Raden Saleh. Berkat pengalamannya belajar menggambar dan melukis di luar negeri seperti di Belanda, Jerman, Perancis, beliau dapat merintis kemunculan seni rupa Modern di Indonesia. Corak lukisannya beraliran Romantis dan Naturalis. Aliran Romantisnya menampilkan karya-karya yang berceritera dahsyat, penuh kegetiran seperti tentang perkelahian dengan binatang buas. Gaya Naturalisnya sangat jelas nampak dalam melukis potret.

Peiode Indonesia Jelita, masa ini merupakan kelanjutan dari masa perintisan setelah pakum beberapa saat karena meninggalnya Raden Saleh. Kemudian munculah seniman Abdullah Surio Subroto dan diikuti oleh anak-anaknya, Sujono Abdullah, Basuki Abdullah dan Trijoto Abdullah. Pelukis-pelukis Indonesia yang lain seperti Pirngadi, Henk Ngantung, Suyono, Suharyo, Wakidi, dll. Masa ini disebut dengan masa Indonesia Jelita karena pelukisnya melukiskan tentang kemolekan/keindahan obyek alam. Pelukis hanya mengandalkan teknik dan bahan saja. Karya Abdullah SR. (Pemandangan di sekitar Gn. Merapi, Pemandangan di Jawa Tengah, Dataran Tinggi di Bandung), karya Pirngadi (Pelabuhan Ratu), karyaBasuki Abdullah (Telanjang, Pemandangan, Gadis sederhana, Pantai Flores, Gadis Bali, dll.)

Periode Persagi, pada masa ini di Indonesia sedang terjadi pergolakan. Bangsa Indonesia berjuang untuk mendapatkan hak yang sejajar dengan bangsa-bangsa lain, terutama hak untuk merdeka dari penjajahan asing. Pergolakan di segala bidang pun terjadi, seperti dalam bidang kesenian yang berusaha mencari ciri khas Indonesia. Pelopor masa ini yang dikenal memilki semangat tinggi adalah S. Sdjojono, ia tidak puas dengan kehidupan seni rupa Jelita yang serba indah, karena dianggap bertolak belakang dengan kejadian yang melanda bangsa Indonesia. Sebagai langkah perjuangannya maka S. Sudjojono dan Agus Jayasuminta bersama kawan-kawannya mendirikan PERSAGI (Persatuan Ahli-ahli Gambar Indonesia). Persagi bertujuan untuk mengembangkan seni lukis di Indonesia dengan mencari corak Indonesia asli. Konsep persagi itu sendiri adalah semangat dan keberanian, bukan sekedar kecakapan melukis melainkan melukis dengan tumpahan jiwa. Karya-karya S. Sudjojono (Di depan kelambu terbuka, Cap Go Meh, Jongkatan, Bunga kamboja), karya Agus Jayasuminta (Barata Yudha, Arjuna wiwaha, Dalam Taman Nirwana), karya Otto Jaya (Penggodaan, Wanita impian).

Peiode Pendudukan Jepang, kegiatan melukis pada masa ini dilakukan dalam kelompok Keimin Bunka Shidoso. Tujuannya adalah untuk propaganda pembentukan kekaisaran Asia Timur Raya. Kelompok ini didirikan oleh tentara Dai Nippon dan diawasi oleh seniman Indonesia, Agus Jayasuminta, Otto Jaya, Subanto, Trubus, Henk Ngantung, dll. Untuk kelompok asli Indonesia berdiri kelompok PUTRA (Pusat Tenaga Rakyat), tokoh-tokoh yang mendirikan kelompok ini adalah tokoh empat serangkai yaitu Ir. Sukarno, Moh. Hatta, KH. Dewantara dan KH. Mas Mansyur. Khusus yang menangani bidang seni lukis adalah S. Sudjojono dan Affandi. Pelukis yang ikut bergabung dalam Putra diantaranya Hendra Gunawan, Sudarso, Barli, Wahdi, dll. Pada masa ini para seniman memiliki kesempatan untuk berpameran, seperti pameran karya dari Basuki Abdullah, Affandi, Nyoman Ngedon, Hendra Gunawan, Henk Ngantung, Otto Jaya, dll.

Periode Pasca Kemerdekaan, setelah Indonesia merdeka bermunculanlah kelompok-kelompok seniman lukis Indonesia, diantaranya: (1) Sanggar Masyarakat (1946) dipimpin Affandi, kemudian diganti nama menjadi SIM (Seniman Indonesia Muda) yang dipimpin oleh S. Sudjojono; (2) Pelukis Rakyat (1947), Affandi dan Hendra Gunawan keluar dari SIM dan mendirikan Pelukis Rakyat dipimpin oleh Affandi; (3) Perkumpulan Prabangkara (1948); (4) ASRI (Akademi Seni Rupa (1948), tokoh-tokoh pendirinya RJ. Katamsi, S.Sudjojono,Hendra Gunawan, Jayengasmoro, Kusnadi dan Sindusisworo; (5) Tahun 1950 di Bandung berdiri Balai Perguruan Tinggi Guru Gambar yang dipelopori oleh Prof. Syafei Sumarya, Mochtar Apin, Ahmad Sadali, Sujoko, Edi Karta Subarna; (6) Tahun 1955, berdiri Yin Hua oleh Lee Man Fong (perkumpulan pelukis Indonesia keturunan Tionghoa); (7) Tahun 1958, berdiri Yayasan seni dan desain Indonesia oleh Gaos Harjasumantri dkk; (8) Tahun 1959, berdiri Organisasi Seniman Indonesia oleh Nashar dkk.

Periode Akademi (1950), Pengembangan seni rupa melalui pendidikan formal. Lembaga Pendidikan yang bernama ASRI yang berdiri tahun 1948 kemudiaan secara formal tahun 1950 Lembaga tersebut mulai membuat rumusan-rumusan untuk mencetak seniman-seniman dan calon guru gambar. Pada tahun 1959 di Bandung dibuka jurusan Seni Rupa ITB, kemudian dibuka jurusan seni rupa disemua IKIP diseluruh Indonesia.

Periode Seni Rupa Baru, pada sekitar tahun 1974 muncul kelompok baru dalam seni lukis. Kelompok ini menampilkan corak baru dalam seni lukis Indonesia yang membebaskan diri dari batasan-batasan seni rupa yang telah ada. Konsep kelompok ini adalah: (1) Tidak membedakan disiplin seni; (2) Menghilangkan sikap seseorang dalam mengkhususkan penciptaan seni; (3) Mendambakan kreatifitas baru; (4) Membebaskan diri dari batasan-batasan yang sudah mapan; (5) Bersifat eksperimental.

Seniman muda yang mempelopori kelompok ini adalah Jim Supangkat, S. Prinka, Dee Eri Supria, dll.


DAFTAR PUSTAKA
http://sumberilmu.info/2011/10/13/periode-seni-rupa-modern-di-indonesia/

Apresiasi Seni Rupa Modern dan Kontemporer

Pengertian Seni Rupa Modern/Kontemporer
Seni Rupa Modern adalah suatu karya seni rupa yang merupakan hasil kreativitas untuk menciptakan karya yang baru atau dengan kata lain karya seni rupa pembaruan. Seni Rupa Kontemporer adalah karya seni rupa masa kini yang berkaitan dengan situasi dan kondisi saat karya itu dibuat atau karya seni rupa kekinian. Contoh: seni instalasi, body painting, lukisan wayang pasir, patung pasir, dsb.

Keunikan Gagasan Seni Rupa Modern/Kontemporer
Gagasan adalah ide kreatif dalam penciptaan suatu karya. Gagasan/ide di dalam seni rupa merupakan  buah pikiran untuk menciptakan suatu karya seni rupa. Gagasan untuk membuat suatu karya akan tercetus dapat disebabkan karena kebutuhan jasmani dan rohani. Keunikan gagasan berkarya seni rupa modern/kontemporer adalah selalu menggali inspirasi dan berkreasi/menciptakan sesuatu yang baru. Kreativitas seni rupa modern memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Unik         : tidak memiliki persamaan dengan karya seni lainnya
  2. Individual     : bersifat pribadi atau perseorangan
  3. Universal    : diperuntuk semua orang atau masyarakat luas
  4. Ekspresif     : ungkapan perasaan atau curahan jiwa
  5. Survival    : berlangsung sepanjang jaman/abadi
Keunikan Teknik Seni Rupa Modern/Kontemporer
Teknik adalah cara yang digunakan untuk mengolah suatu media dalam penciptaan suatu karya.Teknik berkarya seni rupa modern/kontemporer sangat dipengaruhi oleh bahan dan alat yang digunakan membuat karya seni. Teknik berkarya seni rupa modern/kontemporer dapat juga dipengaruhi oleh kreativitas seseorang dalam proses pengerjaan, sehingga terjadilah keunikan teknik berkarya.

Apresiasi karya seni rupa modern/kontemporer Indonesia
Karya seni rupa modern/kontemporer di Indonesia beragam bentuk, jenis, dan corak, antara lain berupa karya seni rupa dua dimensi: seni lukis, grafis, batik, dll; tiga dimensi: seni patung, keramik, seni instalasi, dll. Dengan kreativitas masing-masing, para seniman Indonesia menciptakan suatu karya seni rupa sebagai perwujudan ekspresi jiwanya.
Kreativitas para seniman Indonesia telah meramaikan perkembangan seni rupa di Indonesia. Munculnya berbagai karya seni rupa menyebabkan terjadinya komunikasi apresiasi untuk memahami makna yang tersirat di baik karya-karya para seniman Indonesia tersebut. Apresiasi adalah penghargaan atau penilaian. Apresiasi seni rupa adalah kegiatan dalam menilai atau memberi penghargaan terhadap karya-karya seni rupa. Apresiasi terhadap karya-karya seni rupa dapat ditunjukkan dengan sikap empati berupa ungkapan kata-kata atau tanggapan secara lisan/tertulis. Beberapa seniman mengkomunikasikan pesan-pesan melalui hasil karyanya dengan cara vulgar dan mudah dipahami, akan tetapi ada pula yang mengkomunikasikan karyanya melalui simbol-simbol yang mengandung makna tertentu.
Kegiatan apresiasi dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan, yaitu:
  1. Apresiasi simpatik adalah merasakan tingkat keindahan suatu karya berdasarkan pengamatan (kasat mata), seperti suka atau tidak suka.
  2. Apresiasi empatik/estetik adalah merasakan secara mendalam nilai estetik yang tersirat dalam suatu karya, seperti ada perasaan kagum atau terharu.
  3. Apresiasi kritis adalah apresiasi yang disertai analisis terhadap suatu karya dengan mempertimbangkan gagasan, teknik, unsur-unsur rupa, dan kaidah-kaidah komposisi seni rupa.
Pendekatan/metode dalam melakukan apresiasi karya seni rupa, yaitu:
  1. Deskriptif  (paparan secara obyektif)
  2. Analitis (paparan berdasarkan kaidah-kaidah estetika)
  3. Interpretatif (paparan berdasarkan sudut pandang pengamat)
  4. Penilaian (paparan dengan pengukuran nilai)
  5. Interdisiplin (berbagai disiplin keilmuan)
Jenis-jenis dan contoh  atau replika karya seni rupa modern/kontemporer di Indonesia (untuk keperluan pembelajaran apresiasi karya seni rupa)
Seni Lukis: “Adik Kakak” karya Basuki Abdullah

Seni Patung karya Nyoman Nuarta

Seni Instalasi

Seni Grafis

Seni Kriya Tenun

Seni Kriya Batik


Seni Kriya Tas


DAFTAR PUSTAKA
http://sumberilmu.info/2011/12/22/apresiasi-karya-seni-rupa-modernkontemporer-indonesia/

Curcol Anak PPL

Hari ini adalah hari yang sangat mulia, agung, dan dinikmati semua orang yang masih menanamkannya dalam hati. Ya, ini adalah hari di dalam bulan suci Ramadhan. Aye mengawali hari ini dengan setulus doa yang terus dan tak henti-hentinya aye azamkan dalam diri. Aye tak kan perlah lelah dalam berdoa kepada Engkau sang maha indah, maha rahman, dan maha segalanya. Aye juga percaya tidak ada satu daunpun yang jatuh ke atas tanah tanpa seizin kehendak Sang Illahi Rabbi "Allah SWT".
Hari ini adalah hari dimana aye harus menjalankan sebuah program dari kampus tempat aye mengenyam pendidikan. Sebenernya si ini hari ke dua, hari pertamanye kaga seru cuma serah terima dari dosen pembimbing dengan pihak sekolah..sedih aye ma temen-temen di infakkan buat sekolah..Nama programnya ntu adalah PPL. Buat kalangan mahasiswa di kampus pendidikan sudah tak kan aneh lagi di tulang telinganye apa maksud dari kata ntu. Ya pokoknya gitulah, PPL ntu program dimana aye dan temen-temen harus lalui.
"Apa woiiiiiii PPL itu??????"
"Sabar..inget kata ibu ga boleh marah kalo lagi puasa.." Sambil menempelkan jari telunjuk ke mulut yang lagi kesel.
"Romantis banget ciiiii...."
Udah ah, gak jelas begini ceritanye.
Jadi PPL....lanjut gak nih??//
Hufftttttttttttttttt.........tarik napas, angkat tangan, terus dikepak-kepakin dah..
Ok..ok..intinya PPL itu nyari pengalaman, nilai juga si..kita ntu disuruh terjun bebas ke sekolah. Langsung belajar ngajar di kelas dengan siswa beneran.
Aye PPL di SMA 48 Jakarta Timur, itu loh disamping Tamini Square. Aye di situ bakalan ngajarin tentang seni rupa. Seni rupa di SMA 48 cuma ada di kelas 3 loh..ko pake loh..
Pagi buta aye dah harus ade di sekolah ntu, ampe depan gerbang nih..wah hati aye bener-bener dah seneng buanggeeetttt pe laper rasanya. Iyalah lagi puasa..di depan ada guru piket sama anak-anak yang lagi diperiksain masalah pakeannya. Ada juga nih tim PPL aye ada Sanjung, Radit dan Abdur yang pake peci, dan Ela..Ela,,E,,E,,E,,
Kita kaya anak ayam yang ditelantarin bapaknya lantaran keadaan ekonomi yang sulit..Eh dateng juga bapak ayam,,eh salah Bapak Christison, itu loh guru pamong kami. Kita diajak ke ruang guru, Pak Chris memperkenalkan kita satu-satu. Aye rasa capek juga tuh mulut Pak Chris ngenalin kita satu-satu. "Kasian, hidup itu emang harus perihatin Pak Chris..sabar yah..ini bulan puasa loh.."
"Maap Pak..lali aku, bapak pan kaga puasa ye...hehehe,,maap dah"
Abis itu kami di masukin dah ke dalem ruangan yang adem, ada AC si di perpus..Kami dapet pengarahan tentang tugas-tugas kami nanti selama 6 bulan di sini. Lama juga si pengarahannya..
Terus kami muter-muter ke semua sudut di sekolah ini. Kami masukin tuh ruangan satu persatu, kita tanya orang di dalemnya. Di ruangan TU kita ngobrol panjang lebar sama kepala TU, doi lulusan UI loh..katanya di UNJ emang gitu lulusnya lama makanya dapet julukan Universitas Neraka Jahanam..kesel si dengernye, tapi bener juga, tapi gak kesel juga si, eh cuma sedikit aja deh..emang susah lulusnye. Pokoknye kami ngubek-ngubek tuh sekolah dah buat observasi awalan.
Satu hal yang gak akan pernah dilupa..hari ini pasanaaaaassss bangetttt...
Gitu ceritanye kawan mimesis.

(to be continueu)

Minggu, 08 Juli 2012

Anak Kosan Curhat II

Aye melihat langit-langit dalam kamar tidur yang mungil dan super berantakan. Ya, aye emang jarang banget beresin kamar ini kalau tidak benar-benar merasakan libur tanpa sebuah masalah. Untung ada ibu, walaupun cerewet tapi dia ibu aye yang selalu membereskan kamar ini. Terimakasih untuk tanda cinta yang tak akan mampu aye balaskan hingga kapanpun untuk ibu aye.
Kamar ini walaupun berantakan dengan beragam jenis barang mulai dari cat, kuas, pensil, kanvas, pakaian, celana dalam, sampai buku berserakan di lantai. Aye terkadang suka malas meletakkan kembali buku yang abis aye baca di tempatnya. Tapi aye nyaman banget ada di dalam kamar ini, kamar dengan cat tembok berwarna merah muda. Jangan pernah malu bagi kaum lelaki untuk menyukai warna yang dianggap warna untuk wanita. Semua warna berhak diperlakukan sama dan memiliki hak yang sama untuk disukai oleh semua jenis kelamin yang ada di dunia ini.
Kamar ini, adalah tempat yang paling penting. Sebuah tempat untuk aye mencurahkan semua isi di hati, sebuah tempat untuk menemukan ide dan berimajinasi untuk bisa tetap berkarya dengan hati, tempat aye menuliskan keluh kesah baik dalam sebuah puisi ataupun syair lagu yang aye nyanyikan dengan suara kurang dari pas menggunakan gitar mungil pertama yang aye punya. Aye selalu ngerekan lagu-lagu itu, berharap suatu saat lagu itu akan menjadi terkenal..hmmmm "membesarkan hati". Ya, paling tidak bisa melupakan masalah yang ada. Kamar ini merekam semua sejarah panjang dalam hidup aye.
Terkadang seseorang sulit sekali untuk bermimpi, takut sebelum berperang. Dari dalam kamar ini aye mulai berani menata mimpi itu. Aye suka berimajinasi, gak mau menyebut dengan kata berkhayal karena akan menimbulkan kesan negatif..hehehe.Gak ada yang salah dengan kata mimpi.
Dulu aye sangat sulit menemukan mimpi itu. Aye tidak memiliki cukup keberanian untuk menata sebuah rencana besar bahkan untuk diri aye sendiri. Aye suka menatap jauh keluar dari jendela bus yang membawa aye pergi. Melihat apa saja yang terlintasi Perasaan begitu tenang, damai, dan seolah apa yang dilihat tidak memiliki suatu masalah, yang ada hanya guratan manis buat yang memandang ciptaan Tuhan itu.
Aye pernah merasakan hidup sebagai seorang pecundang. Nilai buruk di sekolah, dapat cemoohan dari guru, selalu dapat hukuman di kelas, sampai teman-teman yang selalu mengerjai aye di sekolah. Masalalu yang sangat indah buat aye..Masa itu telah memberikan sebuah pelajaran berharga.
Sejak kelas 5 SD aye mulai memiliki tekad untuk membalikkan keadaan tersebut. Hidup aye jadi terbatasi, yang ada hanya belajar, belajar, dan terus belajar. Berharap bisa mengubah pandangan orang tentang aye. Disinilah hari-hari yang menjenuhkan dimulai. Tak terasa sudah ga ada lagi senyuman yang terlukis dari wajah ini.
Benar, hari-hari yang membuat aye jadi seorang pecundang terlewati, aye mulai diperhitungkan di hadapan orang lain. Awalnya si bangga dengan semua itu, bisa melihat guru yang sudah menghina aye dan keluarga aye gak bisa berkata dengan lancar kalau ketemu, dan tak ada teman yang mencemooh lagi.
Aye suka berpikir, apa yang aye lakui selama ini sudah benar? sudah puaskah?..tidak sama sekali.
Apakah tidak berhak seorang yang lemah memiliki sebuah mimpi?..Aye pernah berada pada titik terendah dalam perjalanan hidup aye. Frustrasi, gak memiliki semangat hidup, dan selalu mengeluh..Itu kondisiku. hmmmm...."tarik napas dalam-dalam".
Apa yang aye dapetin sekarang memang lumayan baik, tapi gak ada kepuasan dalam hati. Menjadikan hidup seakan berada dalam sebuah kotak kayu yang kecil dimana aye tidak dapat menggerakan badan secara bebas. Aye sangat takut untuk keluar dari rasa nyaman padahal sama sekali tidak nyaman.
Seiring pergantian suasana yang terus berlanjut, aye mulai berpikir untuk bisa keluar dari dalam kotak kayu sempit tersebut padahal didepan kotak tersebut ada sebuah taman yang indah. Ini menjadi pelajaran berharga dalam peradaban yang telah aye ciptakan untuk diri aye sendiri.
Aye hanya ingin menghirup udara segar dipagi hari, merasakan hangatnya matahari, merasakan indahnya cinta dari siapapun, dan bisa menebarkan kebaikan kepada siapapun. Ingin melihat semua damai seperti malam. Gak ada masalah, keributan, dan saling menjatuhkan.
Aye akan terus belajar seperti layang-layang yang diterbangkan tinggi. Setelah tinggi diputuskan tali tersebut sehingga layang-layang tersebut bisa terbang lebih tinggi lagi mengikuti hembusan angin. Aye ingin seperti bintang yang selalu bersinar memberikan keindahan di bumi untuk yang melihatnya, yang memberikan kedamaian dan decak kagum. Walaupun bintang itu akan padam suatu saat nanti, namun aye ingin ketika cahaya aye padam, kenangan indah yang akan selalu tergores.
Bermimpilah setinggi-tingginya hingga tak ada yang sanggup menggapainya. Sukses itu ada bukan untuk orang-orang yang pintar di sekolah atau universitas, tapi sukses ada untuk orang yang memiliki mimpi dan merealisasikan mimpi itu tanpa sebuah kata menyerah dalam kondisi terendah. Lakukan dengan hati dan kenyamanan untuk diri sendiri.
Proses yang akan menjawab mimpi itu....

Jumat, 06 Juli 2012

Anak Kosan Curhat

Hari Jumat, menjadi hari yang melelahkan. Aye selalu mengawali langkahku dengan sebuah kalimat "menjadi lebih baik adalah suatu keharusan dan terus melangkah untuk menaklukan dunia". Kenapa aye bilang melelahkan? Ya, kerjaan yang dikejar deadline..tapi di satu sisi ini pekerjaan yang paling aku minati. Apalagi kalau bukan seputar desain.
Ditengah kepenatan paling tidak ada satu moment yang menghibur di penutup senja. Aye punya kawan, namanya Raditya. Memang wajahnya mirip Raditya Dika si penulis novel itu, cuma Raditya yang ini lebih tinggi, lebih kurus, dan bukan seorang novelis tapi dia seorang seniman yang juga memiliki hoby beribadah, tapi sayang rezekinya belum sebanyak Raditya Dika.
Sore ini aye ke kosan Radit buat nyerahin data kerjaan ke dia. Untung jalanan lancar terkendali, eh tapi gak juga ada kampanye calon gubernur Jakarta di daerah Condet yang membuat arus arah berlawanan dengan ku jadi terhambat. Seru ngeliatnya, rame. Bener gak yah mereka akan menepati janji mereka di kampanye, kita liat saja. Ko jadi ngomongin kampanye si. Back to the problem. Sok English, padahal pas-pasan aye gunain bahasa itu.
"Mana cerita si Radit nih?"..
Ampe lupe aye, "maap..maap.."
Tadi tuh aye sama Radit dan Lutfi di kosan abis makan. Makanannya enak, tapi gak penting makanannya.
Aye bertiga ada di kamar kosan si Lutfi, kamar yang mungil, tapi berantakan banget. Bisa dimaklumi si anak kosan. Dulu aye juga ngerasain jadi anak kosan pas awal-awal kuliah.
Aye betiga lagi cerita masa lalu, tentang kompetisi yang pernah kita ikuti. Cerita paling menarik si cerita Radit.
"Gue kaga lolos ikut kejuaraan karate rektor cup, di fakultas gue semua diseleksi dulu. Gue gagal ditahap seleksi"..Gitu kata Lutfi
"Gue pernah ikut lomba jadi imam di SD"..itu cerita gue.
"Kalo gue pernah ikut lomba yang lucu dah pokoknya..hahahaha" belum  cerita udeh ketawa si Radit.
"Jadi gue pernah ikut lomba, gue maen daftar aja. Tau gak lombanya apa? lomba ngebuat kartu ucapan valentine. Yang ngebuat gue tampak bodoh banget gue bawa cat, koas, pensil tapi peserta lainnya bawanya gunting sama lem. Gue mulai panik. "Aduh kumaha nih?"..Gue tanya aja ke panitia,
"Mas saya boleh gambar?" tanya Radit
"Oh silahkan.." Kata mas-masnya..
Gue gambar aja kertas yang disediain panitia, tapi peserta yang lain malah guntingin dan ngelemin tuh kertas.
Gue makin panik. Gue baru sadar ini adalah lomba buat kartu ucapan bukan hias kartu ucapan. "Aduh gimana nih"..udeh lah lanjut aja. gue gambar sampe detail banget.
Dan hasilnya gue juara 3..Dan gue gak bangga!!!....Lu pikir gue bangga gitu.."lemes, campur gregetan..geregetan jadinya geregetan sambil tepuk kaki 15 kali.
"Iyalah, gimana mau bangga, orang pesertanya cuma bertiga" piala yang disediain panitia passss banget buat 3 orang. Mana salah satu peserta adalah adik kelas gue lagi.."bodoh banget gue"..
Makin bt gue setelah denger pengumuman hasil lomba dan kata-kata juri. Gini katanya, "saatnya pengumuman lomba membuat kartu ucapan valentine!!!....ini adalah hasil seleksi sebelumnya, dan juara 1 adalah ... sampe juara ke tiga nama gue disebut"..
Menegarkan hati, gue tepuk tangan setengah gerak dan perut mual, sedikit keluar cairan dari belakang....ku" yang terakhir gak sepenuhnya benar..hehe..
Awalnya sempet BT karena mungkin perkiraan gue salah, gue kira cuma dapet piala eh dapet kaos, dan souvenir lainnya..seneng juga si, sedikit menghilangkan rasa malu yang salah bawa persiapan dan salah persepsi.
Gitu penonton cerite si radit..

Rabu, 27 Juni 2012

Efisiensi

arto-mega.com
Efisiensi adalah hal penting dalam kehidupan. Terlebih bagi seseorang yang memiliki mobilitas yang cukup tinggi dalam hidupnya. Seseorang yang memeliki tuntutan kreativitas, produktivitas, dan juga tuntutan kualitas baik proses maupun hasil yang bagus menjadikan efisiensi sebagai sesuatu hal yang wajib dalam hidup mereka.
Efisiensi di sini adalah menghasilkan sutu karya yang tidak mebuang waktu dan tenaga yang berlebihan. Seorang desainer harus paham akan hal ini karena desainer grafis dituntut dalam pekerjaan yang dibatasi oleh waktu. Sementara itu apabila seorang desainer grafis tidak betul-betul memanfaatkan efisiensi dalam membuat sebuah karya, mereka akan tertinggal oleh kompatitor mereka. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat desain agar lebih efisien :

1. Mengenal Proses

Bidang dalam desain grafis itu adalah unik. Bidang yang ada dalam desain grafis memiliki proses yang berbeda. Layout, sketsa, tipografi, desain, ilustrasi, logo memiliki proses yang berbeda dalam pengerjaannya, belum lagi harus memperhatikan digunakan untuk advertising, percetakan, atau web design yang dituntut untuk cepat dan menghasilkan kualitas yang bagus. Jadi harus benar-benar memperhatikan dan mengenali setiap proses yang ada di setiap bidang dalam desain komunikasi visual agar efisiensi bekerja dapat tercapai. Seorang desainer grafis harus memikirkan dan membuat rencana kerja yang lebih efisien.

2. Kesesuaian Tool

Tool bagi dunia desain yang ada saat ini sangat berkembang pesat. Mulai dari yang standar sampai profesional untuk keperluan komersil tersedia sekarang ini. Kemajuan teknologi tidak dapat dihindari bagi seorang desainer. Seorang desainer harus benar-benar jeli dalam memilih serta menggunakan tool/aplikasi untuk melakukan proses desain karena itu akan sangat mempengaruhi dalam efisiensi kerja.


3. Mengorganisir File

Hal ini mungkin dipandang hal yang spele dan tidak penting. Bagi sebagian orang hal ini dianggap akan menghambat waktu kerja. Tapi bagi desainer hal ini justru sangat penting. Dalam pekerjaan seorang desainer grafis, pasti melalui proses deal, creativity, revisi, dan finishing. Tanpa adanya suatu manajemen file yang baik, mereka akan disulitkan ketidak beraturan file. Desainer grafis tidak bisa hanya megandalkan ingatan suatu file berada. Tapi dengan adanya manajemen yang baik, makan akan lebih mudah mencari data yang diperlukan dan menghasilkan suatu efisiensi yang lebih. Mengorganisir file tidak hanya file yang berupa hardcopy saja, yang softcopy di dalam komputer juga harus diorganisir dengan baik.

Hendra Wijaya
2012

Kamis, 21 Juni 2012

Sebuah Rasa Dari Tuhan

Setiap helaan nafas yang ku hembuskan
Tuhan selalu hadir dalam sela udara yang ku hirup
Mengawali hari ini dengan senyum penuh semangat
Menginjakkan kaki di bumi Allah dengan gagah
Seakan semua rasa hilang dalam angan

Tuhan Yang Maha Pemberi Cinta
Tuhan Yang Maha Rahman
Tuhan Yang Maha Rahim
Al-Malik..Al-Kuddus

Augerah dalam cinta yang Tuhan berikan
Setiap detik dalam hidup ini
Akan selalu menjadi rasa syukur teramat dalam
Menjalani hari dengan keyakinan ikhlas

Izinkan aku untuk mencurahkan rasa
Yang bergemuruh dalam raga
Menggoreskannya dalam sebuah kata
Titik yang terangkai menjadi garis
Garis yang terhubung di atas layar putih
Menjadikan kata berubah menjadi kalimat

Tuhan izinkan aku menuliskan rasaku
Tuhan aku ingin menjadi sama
Sama seperti mereka
Tuhan aku ingin hidup sempurna
Tak ada air mata yang menetes untukku lagi
Tapi aku yakin ini yang terbaik yang Kau berikan untuk hidupku
Walau semua ini bukan yang aku inginkan
Semua ku serahkan kepada-Mu

Tuhan aku tak ingin ada yang sepertiku
Merasakan pedih dalam dukaku
Indah dunia yang tak terasa olehku
Aku ingin menjadi seperti embun
Yang memberikan kesejukan
Ingin aku menjadi bintang
Yang akan menerangi dunia
Apapun kondisinya disana

Tuhan aku selalu bersyukur
Bersyukur akan semua anugerah
Yang Kau titipkan dalam hidup ini
Tak ada peyesalan dalam perjalanan ini
Walau ku harus menghitung disetiap detak jantung yang bergetar
Disetiap detik waktuku
Terimakasih Tuhan..

Hendra Wijaya - 2012

Impian Mahasiswa 3

       Aku termasuk aktif di kampus,,kata orang-orang dikampus si. Aku si ngerasanya ga juga, baru sedikit kontribusi yang bisa aku lakuin di kampus tercinta. Aku mulai aktif di organisasi yang semua anak kuliahan pasti tau, namanya "BEM" bukan "Badan Encok Mulu" tapi "Badan Eksekutif Mahasiswa". Aku mulai di BEM Fakultas 2 tahun, dan lanjut BEM Universitas 2 tahun. Sekarang masuk tahun kedua aku di BEM Univ.
       Hari ini aku berangkat ke kampus dengan harapan ada hal baru paling ga ilmu baru yang tidak menyesatkan di kampus. Abisnye bosen di rumah, facebookan bingung buat apa, twitter, aku tambah galau karena gak ngarti. Ya udeh ke kampus aje.
        Tujuan utama
      Dateng tepat pukul 11.00 WIB saat matahari tengah bersinar dengan indahnya, yang membuat kepala sedikit pening. Parkir di Lapangan deket perpustakaan karena ada acara BEM di situ. Acaranya Gebyar Cinta Untuk Jakarta. Disitu ada panggung besar, disampingnye ada ondel-ondel. Lucu, aku seneng kalo ada kegiatan berbau Betawi..hehe.."sambil mikir, bau betawi kaya gimane ye?"..
       Hari ini ada kegiatan anak-anak yang dibina kampusku sedang melakukan lomba. Mereka anak-anak kurang beruntung. Terkadang aku suka sedih melihat mereka, aku masih diberikan rezeki yang lebih dari mereka tapi sedikit banget yang bisa aku sumbangin buat mereka. Padahal mereka aset penting bangsa ini, orang yang akan membawa perubahan besar buat bangsa ke depannya. Kalu tidak ada yang mau peduli, siapa lagi.
       Mereka adalah anak-anak jalanan yang ada di sekitar Rawamangun. Mereka sekolah tapi juga bekerja. Sepulang dari sekolah mereka langsung berjualan, bahkan ada yang mengamen di lampu lalu lintas. Karena desakan ekonomi yang begiu berat,,hmmmm "aku menarik napas dalam-dalam".
       "Emang keras Jakarta, kata sebagian besar orang. Tapi buat orang-orang berduit, pengusaha, pejabat negara, anggota DPR MPR yang gaji perbulannya puluhan juta megalir ke kantong mereka belum lagi para koruptor, Jakarta adalah surga dunia. Bohong besar, hanya kamuflase mereka menggembar-gemborkan di media, memberikan sembako gratis, uang gratis yang tidak ada harganya buat hidup di kota sebesar ini, padahal tujuan utama adalah sebuah kata pencitraan..ironi memang, ditengah rakyat yang menjerit ada penguasa yang tertawa terbahak-bahak, air mata yang dikeluarkan juga air mata setelah tertawa itu" pikirku.
       Mereka kami kumpulkan di satu wadah yang bernama "Desa Binaan". Namanya si Community Development, sebuah komunitas yang peduli terhadap perkembangan anak bangsa. Disini mereka diajarkan untuk pengembangan intelektual mereka, sikap, moral mereka juga diarahkan.  Hampir semua mata pelajaran di berikan. Mereka berusia sekitar 5-13 tahun. Tapi ada juga kegiatannya yang mengajarkan berbagai keterampilan kepada ibu-ibu mereka, seperti mengaji dan kesenian.
        Hari ini mereka semua dikumpulkan di acara ini untuk berlomba dan menunjukkan kebolehan mereka berada di atas panggung. Lomba mewarnai, dan lomba cerdas cermat mereka lalui dengan sangat antusias. Ada juga yang menunjukkan kebolehannya menyanyi, menari layaknya girl band yang lagi booming sekarang, kaya K-Pop gitu dah. Mereka terlihat senang, gembira. Aku hampir saja meneteskan air mata bahagiaku tatkala melihat mereka tersenyum dan tertawa bersama kami. Paling tidak kami bisa menghilangkan sejeak beban hidup mereka yang berat.
      

Sabtu, 16 Juni 2012

Photoshop #1

Technique One: Images with Plain Backgrounds

The best photos are those professional studio type shots that are taken against a plain white background. These shots make it much easier to find the edges of the subject, but trimming out fine hairs can still be a little tricky. In this example we’ll be using the common Channel technique to trim out this lovely lady.

Open up your image in Photoshop. This particular image doesn’t have a pure white background, but it is a plain colour and has good contrast between the subject and grey backdrop.

Head over to the Channels palette and review each of the Red, Green and Blue channels. Each one will be made up of slightly different tones, pick the one with the most contrast between foreground and background. Drag this channel onto the new channel icon to duplicate it.

With only the new channel selected, adjust the Levels (CMD+L) to dramatically increase the contrast between light and dark areas. However, don’t go too far, as you’ll notice some horrendous pixilation appearing in the fine areas.

Due to the slight variation in tone of the background, it appears grey in the darker areas. Use the Dodge tool set to a low Opacity to target the highlights and brush over this background area to really brighten it up.

Switch over to the Burn tool and target the shadows to dramatically darken down the inner areas of the image to pure black.

Use the brush tool to finish off the blacks by painting over the remaining areas of the inner section of the image.

Inverse the image to switch over the black and white areas (CMD+I), and give a quick check for any stray areas that may have been missed by the brush.

CMD+Click the Channel thumbnail to load the selection, then turn back on the visibility of the original channels. Head back over to the Layers palette and copy the selection. Paste it on a new layer and hide the original to see the cut out image against transparency.

The selection has managed to trim out even the finest of hairs to give a realistic cut. Paste the photo against an alternate background. Zoom in and check for any light coloured fringes around the edges, especially if placed against a darker background. These can be reduced using the Burn tool set to Highlights and gently brushed over the outline of the image.

 

Technique Two: Images with Detailed Backgrounds

The Channels technique is all well and good for studio photography with plain backgrounds, but it gets a little more difficult on standard shots with detailed backgrounds getting in the way.

Open up your image in Photoshop. This image has a decent contrast between foreground and background, but certain areas of the hair do blend in with the darker tones of the backdrop.

Start by trimming out the clear edges with the Pen Tool, but when you reach the hair simply create a rough tracing.

Around the hair portion, aim to include only solid areas of hair that aren’t merging with the background, otherwise the lighter tones will mess things up later.

Make a selection with a feathering of 0.2 pixels to remove any harsh edges then paste onto a new layer. Reduce the transparency of the image so that the original hair line can just be seen.

Here’s where the fun begins! Use the Smudge Tool to draw in areas of new hair, using the original outline as a template. Begin with a 4px brush to flesh out the thick base hair and disguise the jaggy lines from the path. A Wacom Graphics Tablet really comes in handy here to speed up the process and help add varied line thicknesses.

The new hair will soon flesh out the image back to its original appearance. It doesn’t look too bad at this stage, but repeating the process with a thinner brush will draw in those individual hairs.

Use a 2px brush with the Smudge Tool to draw thin stray hairs in varied directions to add realism to the image.

The photo can then be placed on any background with ease, and displays a crisp cut-out with no fringing or loss of fine detail.

Channel

1.1 Buka Gambar pada photoshop anda (Copy File)
1.2 Klik Channel Blue, pilih channel yang membuat kulit agak gelap, .lihat gambar
1.3 Kemudian Klik Channel Red, Pilih Channel merah agar Background lebih terang, lihat gambar.
 
  
1.4 Klik Image > Callculation (menggabungkan channel)
1.5 Gabungkankan antara Channel Red dan Blue yang kita lihat sebelumnya
1.6 Caranya pilih dan atur seperti gamabar di bawah.
  • Source 1 pilih Channel RED
  • Source 2 pilih Channel Blue
  • Blending Overlay (pilih yang jelas perbedaan background dan rambut) 
  • Opacity : 77%
 
1.7 Klik Foreground, Ubah Menjadi warna Hitam
1.8 Kemudian Klik Brush Toll > Hard Brush > Size : 21 (sesuaikan) > Opacity 100
1.9 Brush Pada Bagian wajah dan tubuh (Area Merah), kecuali bagian helai rambut, Perhatikan Gambar
 
2.0 Hingga hasilnya akan seperti tampak pada gambar di bawah
 
2.2 Kemudian Klik Burn Tool pada toolbox
2.3 Atur Brush > Soft Brush > Size : 65 (sesuaikan) > INGAT pada Range pilih Shadow > Exposure : 29 %.
2.4 Brush  pada Helai Rambut (Area Merah) hingga terlihat gelap. Lihat Gambar

2.5 Kemudian Pilih Dodge Tool pada Toolbox
2.6 Atur Brush > Soft Brush > Size : 65 (sesuaikan) > INGAT pada Range pilih Highlight > Exposure : 21 %.
2.7 Brush  pada Backgorund (Area Merah) hingga terlihat terang. Lihat Gambar
2.8 Tekan Ctrl+i (Inverse)untuk memutar warna Hitam dan Putih
2.9 Kemudian pilih kembali Dodge Tool, Lalu Brush pada pinggiran rambut (Area Merah)
 
3.0  Select > Load Selections > OK
 
3.1  Secara Otomatis Warna Putih Terseleksi
3.2 Klik kembali  Channel Pilih RGB 
3.3 Klik Layers Kemudian Background
3.4 Selanjutnya Buat Halaman Baru > Warna Merah > Ukuran yang sama, Lalu Drag menggunakan Move Tool seperti gambar di bawah 
3.5 Maka Hasilnya akan seperti tampak pada gambar di bawah ini


DAFTAR PUSTAKA
http://blog.spoongraphics.co.uk/tutorials/handy-techniques-for-cutting-out-hair-in-photoshop
http://idcreativity.blogspot.com/2011/06/tutorial-cara-seleksi-rambut-photoshop.html

Universitas Negeri Jakarta

     Setelah Indonesia merdeka, pemerintah Indonesia merasakan kurangnya tenaga kependidikan di semua jenjang dan jenis lembaga pendidikan. Untuk meng­atasi masalah ini pemerintah mendirikan berbagai kursus pendidikan guru. Sekitar tahun 1950-an, pada jenjang di atas pendidikan menengah didirikan.
      Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menyelenggarakan 2 (dua) bidang pendidikan, yaitu Bidang Kependidikan dan Bidang Non-Kependidikan.
          Usaha-usaha untuk meningkatkan mutu dan jumlah guru terus dilakukan melalui pendirian Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) oleh pemerintah melalui Keputusan Menteri P dan K No. 382/Kab tahun 1954. PTPG ini didirikan di empat kota yakni Batusangkar, Manado, Bandung, dan Malang. Dengan demikian terdapat dua macam lembaga pendidikan yang menghasilkan tenaga guru, yaitu Kursus B-I/B-II/PGSLP dan PTPG. Kedua lembaga ini kemudian diintegrasikan menjadi satu lembaga pendidikan melalui berbagai tahap. Pada tahun 1957, PTPG diintegrasikan ke dalam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada universitas terdekat. Berdasarkan PP No. 51 tahun 1958 Fakultas Pedagogik diintegrasikan ke dalam FKIP. Pada tahun 1963, oleh Kementerian Pendidikan Dasar didirikan Institut Pendidikan Guru (IPG) untuk menghasilkan guru sekolah menengah; sementara berdasarkan Keputusan Menteri P dan K No. 6 dan 7, tanggal 8 Pebruari 1961 Kursus B-I dan B-II diintegrasikan ke dalam FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi yang juga menghasilkan guru sekolah menengah. Dualisme ini dirasakan kurang efektif dan mengganggu manajemen pendidikan guru. Untuk mengatasi ini maka kursus B-I dan B-II di Jakarta diintegrasikan ke dalam FKIP Universitas Indonesia.
        Melalui Keputusan Presiden RI No. 1 tahun 1963 tanggal 3 Januari 1963, ditetapkan integrasi sistem kelembagaan pendidikan guru. Salah satu butir pernyataan Keppres tersebut adalah bahwa surat keputusan ini berlaku sejak 16 Mei 1964, yang kemudian dinyatakan sebagai hari lahirnya IKIP Jakarta. FKIP dan IPG diubah menjadi IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan). FKIP Universitas Indonesia dan IPG Jakarta diintegrasikan menjadi IKIP Jakarta. Dalam perkembangan selanjutnya IKIP diberi perluasan mandat untuk mengembangkan ilmu kependidikan dan non kependidikan dalam wadah universitas. IKIP Jakarta sejak tanggal 4 Agustus 1999 berubah menjadi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) berdasarkan Keppres 093/1999 tanggal 4 Agustus 1999, dan peresmiannya dilaksanakan oleh Presiden Republik
Indonesia pada tanggal 31 Agustus 1999 di Istana Negara.
        Hari jadi Universitas Negeri Jakarta ditetapkan sama dengan hari jadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta yang merupakan cikal bakal Universitas Negeri Jakarta yaitu pada tanggal 16 Mei 1964.

Rektorat

Masa Universitas Indonesia

  1. Prof.R. Sugarda Poerbakawatja Dekan FKIP Universitas Indonesia 1961 - 1963
  2. Prof. Dr. Slamet Imam Santoso Dekan FKIP Universitas Indonesia 1963 - 1964

Daftar Rektor Masa IKIP Jakarta

  1. Brigjen A. Latif Hendraningrat Rektor IKIP Jakarta 1964 - 1965
  2. Dra. Maftuchah Yusuf Ketua Presidium IKIP Jakarta 1966 - 1967
  3. Dr. Deliar Noer Rektor IKIP Jakarta 1.) 1967-1971 2.) 1971-1975 (2 Periode)
  4. Dr. Siswojo Hardjodipuro Pjs. Rektor IKIP Jakarta 1975
  5. Prof. Dr. Winarno Surachmad, M.Sc.,M.Ed Rektor IKIP Jakarta 1975-1980
  6. Prof. Dr. R. Soedjiran Reksosoe-darmo, M.A Rektor IKIP Jakarta 1980 - 1984
  7. Prof. Dr. Conny R. Semiawan Rektor IKIP Jakarta 1) 1984-1988 2) 1988-1992
  8. Dr. A. Suhaenah Suparno Rektor IKIP Jakarta 1992 - 1996
  9. Dr. Sutjipto Rektor IKIP Jakarta 1997 - 1999

Masa Universitas Negeri Jakarta

  1. Prof. Dr. Sutjipto Rektor Universitas Negeri Jakarta 1) 1999 - 2001 2) 2001-2005
  2. Prof. Dr. Bedjo Sujanto, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Jakarta 1) 2005 - 2009 2) 2009 - ...

Jurusan Di Universitas Negeri Jakarta

Fakultas Ilmu Pendidikan

  1. Psikologi
  2. Teknologi Pendidikan
  3. Manajemen Pendidikan
  4. Pendidikan Luar Biasa
  5. Pendidikan Luar Sekolah
  6. Bimbingan Konseling
  7. Pendidikan Guru Anak Usia Dini
  8. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

  1. Pendidikan Matematika (S.Pd)
  2. Pendidikan Fisika (S.Pd)
  3. Pendidikan Kimia (S.Pd)
  4. Pendidikan Biologi (S.Pd)
  5. Matematika (S.Si)
  6. Fisika (S.Si)
  7. Kimia (S.Si)
  8. Biologi (S.Si)

Fakultas Teknik

  1. Pendidikan Teknik Elektro
  2. Pendidikan Teknik Elektronika
  3. Pendidikan Teknik Mesin
  4. Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
  5. Pendidikan Teknik Bangunan
  6. Pendidikan Tata Boga
  7. Pendidikan Tata Busana
  8. Pendidikan Tata Rias
  9. Teknik Elektro
  10. Teknik Mesin
  11. Teknik Sipil
  12. Ilmu Kesejahteraan Keluarga

Fakultas Ilmu Sosial

  1. Ilmu Agama Islam
  2. Pendidikan Kewarganegaraan
  3. Pendidikan Geografi
  4. Pendidikan Sosiologi
  5. Pendidikan Sejarah
  6. Sosiologi

Fakultas Bahasa dan Seni

  1. Bahasa dan Sastra Jerman
  2. Bahasa dan Sastra Indonesia
  3. Bahasa dan Sastra Inggris
  4. Bahasa dan Sastra Perancis
  5. Bahasa dan Sastra Arab
  6. Bahasa Jepang
  7. Seni Musik
  8. Seni Rupa
  9. Seni Tari

Fakultas Ilmu Keolahragaan

  1. Somatokinetika
  2. Sosiokinetika

Fakultas Ekonomi

  1. Akuntansi
  2. Manajemen
  3. Ekonomi dan Administrasi

Program Pascasarjana

  1. Program Magister (S2)
    (1)Teknologi Pendidikan; (2)Pendidikan Olah Raga; (3)Pendidikan Bahasa; (4)Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup; (5)Manajemen Lingkungan, sebagai konsentrasi dari Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup; (6)Pendidikan Anak Usia Dini; (7)Manajemen Pendidikan; (8)Manajemen Pendidikan Tinggi, sebagai konsentrasi dari Manajemen Pendidikan; (9)Penelitian dan Evaluasi Pendidikan; (10)Manajemen Olah Raga, sebagai konsentrasi dari Pendidikan Olah Raga; (11)Pendidikan Dasar; (12)Pendidikan Sejarah, dan (13)Linguistik Terapan.

  2. Program Doktoral (S3)
    (1)Teknologi Pendidikan; (2)Teknologi Pendidikan, konsentrasi Pendidikan Anak Usia Dini; (3)Pendidikan Olah Raga; (4)Pendidikan Bahasa; (5)Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup; (6)Manajemen Pendidikan; (7)Penelitian dan Evaluasi Pendidikan; (8)Manajemen Lingkungan, sebagai konsentrasi dari Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup. (9)Manajemen Sumber Daya Manusia, sebagai konsentrasi dari Manajemen Pendidikan.
     
     
     
    DAFTAR PUSTAKA
     
    unj.ac.id
    id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Negeri_Jakarta

Impian Mahasiswa 2

     Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun kulewati kehidupanku untuk dunia perkampusan..miris si sebenernya.."hmmmm.." tarik napas kalo ngomongin dunia perkampusan..mantep dah dunia perkampusan, kalah tuh dunia perdukunan.
    Gue kuliah bukan sekedar kuliah, walaupun gue kuliah, gue juga nyari nafkah buat diri gue sendiri. Ya, gue kerja serabutan. Jadi tukang ngedesain sama ngegambarin proyek orang. Lumayanlah hasilnya, buat jajan, bayar kuliah, sama cari selingkuhan..upssss...ga deh, gue setia kali sama kejombloan gue.
    Gue..kasian si, udah kaga lulus-lulus, eh ditambah dengan status jomnlo juga..menyedihkan.....tapi gue masih bangga kali, setidaknya gak semenyedihkan nasib si pocong, "udeh jomblo, diasingkan dari dunia perpocongan, cuma bisa loncat"...satu lagi gue lupa, yang buat gue lebih beruntung dasi si pocong yang kejebak di palangan pos hansip adalah gue ngajar privat. Ya gue gak mau aja ninggalin dunia yang gue geluti di kampus, pendidikan. Seneng tapi sedih..sedih karena anak TK yang gue ajarin gak bisa ngomong Indonesia cuma bisa bahasa Inggris, sedangkan gue gak bisa ngomong Inggris.."ironi memang"..tragis..galau..pusing setiap ngajar.
    Selama kuliah, gue dah beberapa kali ganti pacar..tapi yang gue ampe sayang bener tuh ada dua..Sayang semua berakhir tragis. Lupakan masa lalu..kalo bahasa kerennya "move on"..gitu deh, gak tau bener apa kaga.
    Gue punya impian besar seperti Johanes Gutenberg. Tau gak? yang jelas bukan penjual tempe di pasar. Dia adalah seorang berkebangsaan Jerman yang berasal dari keluarga kurang mampu, tapi mampu menciptakan temuan sebuah teknik cetak, mesin cetak, dan dia juga seorang illustrator. Salut sama Mbah Jo dah.
    Walaupun gak sama impiannya sama Mbah Jo, tapi hampir mirip. Suatu saat pasti gue bisa naklukin dunia di tangan gue. "Muat ga yah?.." paling tidak ada doa yang sangat menginspirasiku, gini doanya " Ya Rabb berikanlah dunia ditanganku,,jangan dihatiku".. gitu doanya brother.

Selasa, 12 Juni 2012

Pendidikan Seni di Indonesia

Berbicara tentang seni, berarti berbicara tentang estetika dan artistik. Lalu bagaimana dengan pendidikan seni?
Pendidikan di Indonesia hanya menjadikan seni sebagai alternatif dalam pendidikan. Hal tersebut tergambarkan dari banyaknya sekolah yang hanya menjadikan seni sebagai kegiatan ambahan atau yang biasa di sebut ekstrakulikuler.
Kebanyakan dari masyarakat kita mengetahui seni hanya sebatas musik, lukis, atai film itupun yang berbau kebarat-baratan. Sedangkan yang berasal dari dalam negeri sendiri banyak yang tidak mengetahui khususnya para generasi muda bangsa ini. Pantas saja fenomena yang terjadi sekarang adalah maraknya pencurian dan pengakuan kesenian tradisional bangsa kita oleh bangsa lain sebagai kesenian asli mereka. Hal ini karena sangat lemahnya apresiasi masyarakat dan pemerintah terhadap kebudayaan sendiri.
Sudah sedemikian parahkan kondisi bangsa ini. Kita sering mengkui bahwa cinta budaya Indonesia bahkan sering tuh digembar gemborkan tentang cinta budaya Indonesia, tapi apa kenyataan yang terjadi? masih banyak dari kita yang tidak mengenal produk budaya Indonesia sendiri. Pemerintah juga belum memberikan jaminan kepada para pelaku seni dan kegiatan berkarya seni mereka. Mudah saja, banyak seniman yang gulung tikar dan berganti profesi untuk terus melanjutkan kehidupannya. Apresiasi yang sangat kurang terhadap seni tampak jelas terlihat di negeri ini.
Pendidikan adalah salah satu jawaban dari krisis pelestarian kesenian Indonesia. Dengan pendidikan, para generasi pembangun bangsa akan lebih mengetahui dan memahami seperti apa sejarah, dan kondisi seni dan budaya di Indonesia dan akhirnya mencintai dan terus melestarikan budayanya sendiri. Kenapa pendidikan seni dinilai penting? karena pendidikan seni adalah sesuatu yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia bahkan seni juga dipandang sebagai sesuatu yang melahirkan ilmu lain.
Dengan seni, pendidikan formal lainnya akan lebih mudah diterima oleh peserta didik. Hal ini berarti seni sebagai faktor penting kesuksesan peserta didik dalam mempelajari ilmu lainnya yang dianggap lebih formal. Dari seni akan memberikan sebuah pengalaman rasa dan pengalaman rasa itulah yang akan membantu terciptanya proses berpikir peserta didik.
Pertanyaan yang timbul adalah, masih pentingkah pendidikan seni di Indonesia? Jawabannya bisa kita interpretasikan sendiri. Tetapi yang perlu diingat, bangsa kita dikenal dan dihargai di dunia juga berkat adanya seni, dan seni lahir dari sebuah proses yang dinamakan "Pendidikan".

Sabtu, 09 Juni 2012

SENI RUPA BETAWI

1. Arsitektur
 
Orang Betawi mempunyai tata cara dalam membangun rumah. Ada tahap-tahap yang harus dijalani dengan mengikuti tradisi turun-temurun.  Ini dimaksudkan agar keseimbangan alam sekitar tetap terjaga. Pemilihan lokasi, perataan tanah, pendirian tiang guru, dan sebagainya harus disertai dengan selametan.
Rumah tradisional Betawi dibuat dari bermacam-macam bahan yang tersedia. Tergantung dari kemampuan pembuatnya. Ada yang dibuat menggunakan bahan bambu. Ada yang dibuat menggunakan bahan kayu. Ketika bangsa kita dijajah Belanda, orang Betawi meniru cara Belanda membangun rumah. Mulailah berkembang membangunan rumah dari batu. Tetapi umumnya rumah tradisional Betawi dibuat menggunakan bahan dari kayu. Jenis kayu yang dipilih kayu nangka, kayu cempaka, dan lain-lain. Jenis kayu asem biasanya tidak digunakan.
  • Letak geografis mempengaruhi pembuatan rumah. Di daerah pesisir didirikan rumah panggung. Misalnya rumah Si Pitung di kampung Marunda Pulo, Jakarta Utara. Rumah tradisional Betawi ada tiga macam :
  • Rumah tipe Gudang.
          Rumah ini berbentuk empat persegi panjang
  • Rumah tipe Joglo.
          Rumah ini berbentuk bujur sangkar.
  • Rumah tipe Bapang.
          Disebut juga tipe Kebaya. Rumah ini berbntuk empat persegi panjang.

Rumah Joglo dan rumah Bapang dibagi dalam tiga ruang. Ruang depan, ruang tengah, dan ruang belakang.  Sedang rumah Gudang terkesan dibagai dalam dua ruang. Ruang depan dan ruang tengah. Ruang belakang dari rumah Gudang tetap ada. Tapi penataan ruangnya samar-samar.
Ruang depan adalah serambi. Di serambi diletakkan balai-balai atau kursi tamu. Di serambi tempat menerima orang bertamu.  Ruang tengah disebut ruang dalam. Ruang dalam adalah bagian pokok rumah Betawi.  Di sini  ada kamar tidur dan kamar makan. Kamar dalam bahasa Betawi disebut pangkeng. Ruang belakang adalah dapur tempat untuk memasak.
Rumah tradisional Betawi kini sudah langka. Rumah-rumah tua yang ada di daerah Condet sudah rusak. Akhirnya diruntuhkan dan diganti rumah modern. Di taman Mini Indonesia Indah ada satu contoh rumah tradisional Betawi.


2. Ragam Hias

Ragam hias Betawi disebut pula dekorasi gaya Betawi. Ragam hias merupakan permainan geometri. Geometri adalah dasar untuk arsitektur, berbagai ragam hias,  dan pengenalan dunia simbol. Ragam hias dapat ditempatkan dalam segala tempat. Misalnya pada bangunan rumah, perlengkapan rumah tangga, kerajian, perahu, hiasan pesta, alat kesenian, dan lain-lain.
Ragam hias Betawi sudah ada sejak jaman neolitikum. Ketika itu sudah lazim  digunakan bentuk cagak. Bentuk cagak menjadi ragam hias pada leher periuk tanah. Cagak mengalami pengembangan menjadi bentuk tumpal. Bentuk tumpal dalam kain batik Betawi berbentuk temu tumpal. Bentuk cagak maupun tumpal sebenarnya bentuk lain dari gunung. Nenek moyang orang Betawi menganggap gunung mempunyai kekuatan. Jadi bentuk cagak dan tumpal mempunyai arti kekuatan.


3.  Rumah

Pada rumah tradisional Betawi diberi ragam hias gigi balang. Gigi balang diletakkan pada lisplang yang berfungsi memberi keindahan pada rumah. Bentuk lain adala banji. Banji memiliki pola segi empat. Pola ini terpengaruh kebudayaan Hindu yang artinya dinamis. Pola banji sering dikombinasi dengan unsur tumbuh-tumbuhan. Yang paling banyak dipilih adalah bunga lima atau bunga tapak dara. Bunga tapak dara dalam tradisi pengobatan Betawi berhasiat menyembuhkan berbagai penyakit. Unsur tumbuh atau flora lain yang digunakan sebagai ragam hias antara lain cempaka, jambu mede, delima, pucuk rebung, dan lain-lain.  Bentuk ragam hias laian adalah matahari, kipas, varian botol. Yang paling jelas ragam hias ditemukan pada : langkan, tiang utama, garde, lisplang, siku yang berada di liuar flapon.


4.  Mesjid (Mesigid)

Pada masjid Betawi, ragam hias hampir sama dengan rumah tradisional. Ada ragam hias temu tumpal dalam berbagai variasi. Ada ragam hias bunga tapak dara. Ada pula ragam hias lonjong dan mute setengah lingkaran. Pada lobang angin  ada  mute lingkaran penuh.


5.  Perahu Nelayan

Nelayan Betawi mempunyai kebiasaan memberi ragam hias pada perahunya. Warna yang digunakan mencolok : merah, jingga, hijau, kuning, dan putih. Kebanyakan melukiskan ombak bergulung-gulung dalam bentuk garis lengkung, patah-patah, rege, rendeng, dan kepang. Pada bagian ujung haluan sering tampak motif-motif geometris seperti jajaran genjang bersambung-sambung.


6.  Hiasan Pesta

Hiasan pesta di betawi banyak terbuat dari daun-daunan, kertas minyak, dan buah-buahan, terutama pisang bertandan yang digantung. Sementara daun yang biasa dipakai adalah daun beringin dan daun bambu. Didaerah tertentu ada pula dipakai hiasan daun kelapa untuk “Gantung Kaul” dan “Ketupat Lepas”. Bentuk bunga-bungaan dari kertas minyak paling sering terlihat dalam hiasan pesta, berbentuk bendera kecil dan semacam serunting yang dililitkan di lidi (Kembang Kelape).


6.  Alat Kesenian

Alat kesenian di Betawi mempunyai ragam hias tergantung dari daerah asalnya ; Sunda, Jawa, Cina, alat musik gamelan ajeng mempunyai ragam hias Sunda, sementara instrumen gambang kromong ragam hias Cina.


7.  Batik Betawi

Batik yang disenangi di Betawi adalah corak pesisiran, sepert Cirebon, Pekalongan, Lasem. Dengan warna-warna yang mencolok. Sementara motif yang paling digemari adalah Jamblang, babaran, Kalengan dan Jelamprang. Motifnya antara lain garis segitiga panjang melancip. Biasanya dipakai perempuan yang akan menghadiri pesta pernikahan atau penari Cokek. Jenis batik ini juga disukau perempuan-perempuan Belanda di Batavia. Diaderah pinggiran Jakarta banyak dipakai motif “Pucuk rebung”, motif burung Funiks atau burung Hong (Feng huang). Pada batik ini sangat digemari dan disenangi perempuan-perempuan Cina Betawi (encim). Burung Funiks memberikan kesan gemulai dan menambah wibawa bagi pemakainya.


8.  Pakaian Betawi

Pakaian Betawi banyak ragamnya. Ada pakaian sehari-hari, ada pula pakaian resmi. Belu lagi pakaian pengantin laki-laki dan perempuan. Pakaian sehari-hari laki-laki Betawi biasanya baju Sadariah (Koko), celana batik, kainpelekat, dan peci (kopiah). Akan tetapi didaerah betawi pinggiran pakaian ini bisa disebut pakaian pesta. Sementara wnitanya berupa baju kurung berlengan pendek, kadang bersaku didepannya, kain batik sarung. Ada yang berkerudung, ada pula yang tidak, terutama orang pinggiran. Pakaian yang disebut ujung serong biasa dipakai oleh bapak-bapak berupa jas tertutup dengan celana pantalon. Kain batik dikenakan sekitar pinggang didalam baju  dengan ujungnya serong diatas lutut. Beda dengan pakaian “Abang Jakarte” Jasnya lebih panjang sekitar lutut dan kainnya diluar diiket seperti ikatan dasi. Dan selipan piso raut. Aksesoris yang dipakai kuku macan dan jam tangan rantai. Tutup kepala berupa liskol atau kopiah dan alas kaki sepetu pantovel.sementara pakaian “None Jakarte” adalah kebaya encim (kebaya panjang), kain batik bercorak jelamprang pekalongan. Bersanggul tidak terlau besar (konde cepo) dan diberi hiasan melati atau cempaka putih.selendang seringkali berfunsi sebagai kerudung. Pakaian pengantin Betawi mendapat pengaruh dari arab, cina, barat dan melayu. Pakaian pengantin laki-laki biasa disebut “dandana care haji” berupa jubah dan tutup kepale “sorban” yang disebut “alpie”. Jubah disebut “gamis’ berupa kain putih halus model kurung panjang, terbuka dari leher ke ulu hati.ukurannya lebih panjang sebatas mata kaki. Selendang bermotif benang emas atau manik-manik berwarna cerah. Tak ketinggalan sepatu pantofel.
Semantara pakaian pengantin perempuan biasa disebut “Rias Besar dandanan carenone pengantin cine”. Bajunya model blus shanghai bahan dsaten atau lame berwarna cerah. Baju bawah atau rok disebut “KUN” melebar kebawah dengan motif hiasan burung hong dari mute atau manik dan benang emas. Hiasan kepalanya disebut kembang goyang motif burung hong dengan sanggul buatan dan cadar di wajah. Perhiasan lain berupa gelang listring, kalung tebar, anting kerabu, hiasan dada teratai manik-manik dan selop model perahu. Hiasan lain adalah bunga melati berupa Ronce melati dan sisir melati.


DAFTAR PUSTAKA

http://lembagakebudayaanbetawi.com

Kamis, 07 Juni 2012

Impian Mahasiswa


Semua orang pasti memiliki impian, harapan, dan keinginan. Tak terkecuali para mahasiswa yang masih betah berada dikampus, yang dengan bangga menyandang gelar mahasiswa walaupun sudah melebihi batas toleransi berada di kampus. Gue gak bisa menyebutkan berapa tahun ada di kampus karena akan menyalahi aturan dan etika perkampusan. Gue gak bohong, beneran dah. Gue disuruh bersumpah atas nama mecin pun gue rela kalau mereka juga punya mimpi paling tidak pernah bermimpi. Yang jadi pertanyaan gue adalah, apa hubungannya si mecin yah?
Mecin memang selalu bikin heboh, mulai dari masakan sampe bikin perut sembelit melilit-lilit berasa dililit menjerit. Enak gak tuh bacanya. Kita tinggalkan si mecin biar tau rasa dia. Gue sebenernya gak bodoh, itu kata ibu gue. Menurut gue juga ga bodoh hanya kadang kalau pergi ke kampus emang gak pernah bawa otak secara utuh paling cuma seperempatnya saja sisanya gue tinggal di rumah takut dicolong orang atau kesenggol jadi lecet. Gue taro tuh di dalem toples.
“Lu lemot banget si…”
“Ga juga perasaan dah, biasa aje..perasaan lu doang kali”
“Otak lu di taro mana?”
“Di rumah setengah..”
Pernah gue ditanya gitu sama temen gue, ya gue jawab begitu aje. Padahal kenyataannya emang begitu. Dan temen gue gondok banget sampe lompat-lompat kaya kuntilanak lagi pake baju pocong.
Gue inget waktu pertama gue masuk dunia kampus, gue ketemu sama si echo bukan nama alat rekam jantung tapi nama temen gue. Gue ketemu dia waktu awal masuk kuliah pas OSPEK.
Menurut gue si echo “bukan nama samaran” orangnya unik. Begitu gue ajak kenalan terbengong-bengonglah gue.
“Hai nama lu siapa?”
“Echo, lu siapa?”
“Gue lupa nama gue siapa”
Ada yang bias bantu ga, kalo bisa bantu nanti gue sms langsung dari handphone gue loh..
“Asorgesertuwawawawawaawawawa..” Jawab si Echo.
Gue bengong aje dengerin tuh bibir bekoar. Cepet banget mas bro ngomongnye kaga ada tanda bacanya. Itu karena dia pandai berbicara atau karena grogi kali ye ketemu gue. Walaupun begitu dia pandai ngegaetin baju cewek, ups salah gaet cewek.
Si echo juga sering banget ngilang, kalo gue cariin dia kaga pernah ada. Gue Tanya ke anak-anaknya mbah dukun juga ga tau. Gue ngacak-ngacak tempat sampah juga gak ada. Jadi sebenernya ada dimana? Kata tetangga sebelah, “si Echo mah kaga pernah keliatan”. Eh pas gue nyalahin lampu dia ada di samping gue. Bener-bener dah, ngomong ke kalo dia ada di samping gue, paling tidak bersiul. Gue kan kaga jadi ribet-ribet sampe ngacak-ngacak tempat sampah segala.
Gue jadi bernostalgila nih ngingetin pertama masuk kampus yang gue sendiri udah lupa kapan pertama kali gue di sunat. Kenapa dunia persunatan dibawa-bawa. Saking udeh lamanye gue ampe lupe tuh kapan.
Ada cerita lain lagi nih di awal gue kuliah. Teman pertama gue di kampus dan jadi temen sekamar gue selama beberapa tahun. Orangnya ganteng luar angkasa. Matanya putih, kulitnya sipit dan yang paling tidak kalah serunya dia menggunakan bahasa planet pluedok yang bahasanya medok abadi.
Sampe lupa gue ngenalin, namanya Lanang. Hidup sebatang kara di tengah kota yang buas ini karena banyak manusia-manusia buasnya, yang makanannya uang tetangganya sendiri. “Gimana makan uang ye?”..Lanang hidup sebagai perantauan dari negeri Jawa, sebuah negeri nun jauh disana yang memerlukan bertahun-tahun jalan kaki untuk sampai ke sana.
Sungguh tragis hidup lu nang.
Sebenernya nilai kuliah gue kaga jelek cuma emang nasib aja yang ngebuat gue tetep bertahan sampe sekarang di kampus. Dan karena gue cinta mati sama ini kampus sampe melahirkan beberapa generasi di bawah gue dari hasil perkawinan silang antara birokrasi dengan uang. Tapi tetep aja gue ngerasa paling muda.
Gue sebenarnya tidak pernah malu menggenggam gelar mahasiswa awet di kampus. Yang gue inget gue cuma shok aja kalau ditanya sama tetangga sebelah rumah gue.
“Udah semester berapa?”
“Semserter akhir pekan”
“Kapan lulus?”
“Lulus si gampang, masih pengen belajar”
“Udah wisuda belum”
“kapan-kapan kalau udah sempet”
“Kamu lagi sibuk apa, skripsi yah?”
“Biasa sibuk mencari paku dijalan”
“Kapan nikah?”
Pertanyaan tersebut sering banget terjadi dan gue harus mengulang-ulang kembali jawaban yang sama. Pertanyaan terakhir yang paling gue tertarik sekaligus sedih. Tertarik karena emang gue pengen nikah, manusia normal. Sedih karena selain gue mahasiswa awet di kampus, gue juga mahasiswa jomblo abadi. Bener kata orang, hidup emang kejam.