Sabtu, 09 Juni 2012

SENI RUPA BETAWI

1. Arsitektur
 
Orang Betawi mempunyai tata cara dalam membangun rumah. Ada tahap-tahap yang harus dijalani dengan mengikuti tradisi turun-temurun.  Ini dimaksudkan agar keseimbangan alam sekitar tetap terjaga. Pemilihan lokasi, perataan tanah, pendirian tiang guru, dan sebagainya harus disertai dengan selametan.
Rumah tradisional Betawi dibuat dari bermacam-macam bahan yang tersedia. Tergantung dari kemampuan pembuatnya. Ada yang dibuat menggunakan bahan bambu. Ada yang dibuat menggunakan bahan kayu. Ketika bangsa kita dijajah Belanda, orang Betawi meniru cara Belanda membangun rumah. Mulailah berkembang membangunan rumah dari batu. Tetapi umumnya rumah tradisional Betawi dibuat menggunakan bahan dari kayu. Jenis kayu yang dipilih kayu nangka, kayu cempaka, dan lain-lain. Jenis kayu asem biasanya tidak digunakan.
  • Letak geografis mempengaruhi pembuatan rumah. Di daerah pesisir didirikan rumah panggung. Misalnya rumah Si Pitung di kampung Marunda Pulo, Jakarta Utara. Rumah tradisional Betawi ada tiga macam :
  • Rumah tipe Gudang.
          Rumah ini berbentuk empat persegi panjang
  • Rumah tipe Joglo.
          Rumah ini berbentuk bujur sangkar.
  • Rumah tipe Bapang.
          Disebut juga tipe Kebaya. Rumah ini berbntuk empat persegi panjang.

Rumah Joglo dan rumah Bapang dibagi dalam tiga ruang. Ruang depan, ruang tengah, dan ruang belakang.  Sedang rumah Gudang terkesan dibagai dalam dua ruang. Ruang depan dan ruang tengah. Ruang belakang dari rumah Gudang tetap ada. Tapi penataan ruangnya samar-samar.
Ruang depan adalah serambi. Di serambi diletakkan balai-balai atau kursi tamu. Di serambi tempat menerima orang bertamu.  Ruang tengah disebut ruang dalam. Ruang dalam adalah bagian pokok rumah Betawi.  Di sini  ada kamar tidur dan kamar makan. Kamar dalam bahasa Betawi disebut pangkeng. Ruang belakang adalah dapur tempat untuk memasak.
Rumah tradisional Betawi kini sudah langka. Rumah-rumah tua yang ada di daerah Condet sudah rusak. Akhirnya diruntuhkan dan diganti rumah modern. Di taman Mini Indonesia Indah ada satu contoh rumah tradisional Betawi.


2. Ragam Hias

Ragam hias Betawi disebut pula dekorasi gaya Betawi. Ragam hias merupakan permainan geometri. Geometri adalah dasar untuk arsitektur, berbagai ragam hias,  dan pengenalan dunia simbol. Ragam hias dapat ditempatkan dalam segala tempat. Misalnya pada bangunan rumah, perlengkapan rumah tangga, kerajian, perahu, hiasan pesta, alat kesenian, dan lain-lain.
Ragam hias Betawi sudah ada sejak jaman neolitikum. Ketika itu sudah lazim  digunakan bentuk cagak. Bentuk cagak menjadi ragam hias pada leher periuk tanah. Cagak mengalami pengembangan menjadi bentuk tumpal. Bentuk tumpal dalam kain batik Betawi berbentuk temu tumpal. Bentuk cagak maupun tumpal sebenarnya bentuk lain dari gunung. Nenek moyang orang Betawi menganggap gunung mempunyai kekuatan. Jadi bentuk cagak dan tumpal mempunyai arti kekuatan.


3.  Rumah

Pada rumah tradisional Betawi diberi ragam hias gigi balang. Gigi balang diletakkan pada lisplang yang berfungsi memberi keindahan pada rumah. Bentuk lain adala banji. Banji memiliki pola segi empat. Pola ini terpengaruh kebudayaan Hindu yang artinya dinamis. Pola banji sering dikombinasi dengan unsur tumbuh-tumbuhan. Yang paling banyak dipilih adalah bunga lima atau bunga tapak dara. Bunga tapak dara dalam tradisi pengobatan Betawi berhasiat menyembuhkan berbagai penyakit. Unsur tumbuh atau flora lain yang digunakan sebagai ragam hias antara lain cempaka, jambu mede, delima, pucuk rebung, dan lain-lain.  Bentuk ragam hias laian adalah matahari, kipas, varian botol. Yang paling jelas ragam hias ditemukan pada : langkan, tiang utama, garde, lisplang, siku yang berada di liuar flapon.


4.  Mesjid (Mesigid)

Pada masjid Betawi, ragam hias hampir sama dengan rumah tradisional. Ada ragam hias temu tumpal dalam berbagai variasi. Ada ragam hias bunga tapak dara. Ada pula ragam hias lonjong dan mute setengah lingkaran. Pada lobang angin  ada  mute lingkaran penuh.


5.  Perahu Nelayan

Nelayan Betawi mempunyai kebiasaan memberi ragam hias pada perahunya. Warna yang digunakan mencolok : merah, jingga, hijau, kuning, dan putih. Kebanyakan melukiskan ombak bergulung-gulung dalam bentuk garis lengkung, patah-patah, rege, rendeng, dan kepang. Pada bagian ujung haluan sering tampak motif-motif geometris seperti jajaran genjang bersambung-sambung.


6.  Hiasan Pesta

Hiasan pesta di betawi banyak terbuat dari daun-daunan, kertas minyak, dan buah-buahan, terutama pisang bertandan yang digantung. Sementara daun yang biasa dipakai adalah daun beringin dan daun bambu. Didaerah tertentu ada pula dipakai hiasan daun kelapa untuk “Gantung Kaul” dan “Ketupat Lepas”. Bentuk bunga-bungaan dari kertas minyak paling sering terlihat dalam hiasan pesta, berbentuk bendera kecil dan semacam serunting yang dililitkan di lidi (Kembang Kelape).


6.  Alat Kesenian

Alat kesenian di Betawi mempunyai ragam hias tergantung dari daerah asalnya ; Sunda, Jawa, Cina, alat musik gamelan ajeng mempunyai ragam hias Sunda, sementara instrumen gambang kromong ragam hias Cina.


7.  Batik Betawi

Batik yang disenangi di Betawi adalah corak pesisiran, sepert Cirebon, Pekalongan, Lasem. Dengan warna-warna yang mencolok. Sementara motif yang paling digemari adalah Jamblang, babaran, Kalengan dan Jelamprang. Motifnya antara lain garis segitiga panjang melancip. Biasanya dipakai perempuan yang akan menghadiri pesta pernikahan atau penari Cokek. Jenis batik ini juga disukau perempuan-perempuan Belanda di Batavia. Diaderah pinggiran Jakarta banyak dipakai motif “Pucuk rebung”, motif burung Funiks atau burung Hong (Feng huang). Pada batik ini sangat digemari dan disenangi perempuan-perempuan Cina Betawi (encim). Burung Funiks memberikan kesan gemulai dan menambah wibawa bagi pemakainya.


8.  Pakaian Betawi

Pakaian Betawi banyak ragamnya. Ada pakaian sehari-hari, ada pula pakaian resmi. Belu lagi pakaian pengantin laki-laki dan perempuan. Pakaian sehari-hari laki-laki Betawi biasanya baju Sadariah (Koko), celana batik, kainpelekat, dan peci (kopiah). Akan tetapi didaerah betawi pinggiran pakaian ini bisa disebut pakaian pesta. Sementara wnitanya berupa baju kurung berlengan pendek, kadang bersaku didepannya, kain batik sarung. Ada yang berkerudung, ada pula yang tidak, terutama orang pinggiran. Pakaian yang disebut ujung serong biasa dipakai oleh bapak-bapak berupa jas tertutup dengan celana pantalon. Kain batik dikenakan sekitar pinggang didalam baju  dengan ujungnya serong diatas lutut. Beda dengan pakaian “Abang Jakarte” Jasnya lebih panjang sekitar lutut dan kainnya diluar diiket seperti ikatan dasi. Dan selipan piso raut. Aksesoris yang dipakai kuku macan dan jam tangan rantai. Tutup kepala berupa liskol atau kopiah dan alas kaki sepetu pantovel.sementara pakaian “None Jakarte” adalah kebaya encim (kebaya panjang), kain batik bercorak jelamprang pekalongan. Bersanggul tidak terlau besar (konde cepo) dan diberi hiasan melati atau cempaka putih.selendang seringkali berfunsi sebagai kerudung. Pakaian pengantin Betawi mendapat pengaruh dari arab, cina, barat dan melayu. Pakaian pengantin laki-laki biasa disebut “dandana care haji” berupa jubah dan tutup kepale “sorban” yang disebut “alpie”. Jubah disebut “gamis’ berupa kain putih halus model kurung panjang, terbuka dari leher ke ulu hati.ukurannya lebih panjang sebatas mata kaki. Selendang bermotif benang emas atau manik-manik berwarna cerah. Tak ketinggalan sepatu pantofel.
Semantara pakaian pengantin perempuan biasa disebut “Rias Besar dandanan carenone pengantin cine”. Bajunya model blus shanghai bahan dsaten atau lame berwarna cerah. Baju bawah atau rok disebut “KUN” melebar kebawah dengan motif hiasan burung hong dari mute atau manik dan benang emas. Hiasan kepalanya disebut kembang goyang motif burung hong dengan sanggul buatan dan cadar di wajah. Perhiasan lain berupa gelang listring, kalung tebar, anting kerabu, hiasan dada teratai manik-manik dan selop model perahu. Hiasan lain adalah bunga melati berupa Ronce melati dan sisir melati.


DAFTAR PUSTAKA

http://lembagakebudayaanbetawi.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saran Yah..