Rabu, 27 Juni 2012

Efisiensi

arto-mega.com
Efisiensi adalah hal penting dalam kehidupan. Terlebih bagi seseorang yang memiliki mobilitas yang cukup tinggi dalam hidupnya. Seseorang yang memeliki tuntutan kreativitas, produktivitas, dan juga tuntutan kualitas baik proses maupun hasil yang bagus menjadikan efisiensi sebagai sesuatu hal yang wajib dalam hidup mereka.
Efisiensi di sini adalah menghasilkan sutu karya yang tidak mebuang waktu dan tenaga yang berlebihan. Seorang desainer harus paham akan hal ini karena desainer grafis dituntut dalam pekerjaan yang dibatasi oleh waktu. Sementara itu apabila seorang desainer grafis tidak betul-betul memanfaatkan efisiensi dalam membuat sebuah karya, mereka akan tertinggal oleh kompatitor mereka. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat desain agar lebih efisien :

1. Mengenal Proses

Bidang dalam desain grafis itu adalah unik. Bidang yang ada dalam desain grafis memiliki proses yang berbeda. Layout, sketsa, tipografi, desain, ilustrasi, logo memiliki proses yang berbeda dalam pengerjaannya, belum lagi harus memperhatikan digunakan untuk advertising, percetakan, atau web design yang dituntut untuk cepat dan menghasilkan kualitas yang bagus. Jadi harus benar-benar memperhatikan dan mengenali setiap proses yang ada di setiap bidang dalam desain komunikasi visual agar efisiensi bekerja dapat tercapai. Seorang desainer grafis harus memikirkan dan membuat rencana kerja yang lebih efisien.

2. Kesesuaian Tool

Tool bagi dunia desain yang ada saat ini sangat berkembang pesat. Mulai dari yang standar sampai profesional untuk keperluan komersil tersedia sekarang ini. Kemajuan teknologi tidak dapat dihindari bagi seorang desainer. Seorang desainer harus benar-benar jeli dalam memilih serta menggunakan tool/aplikasi untuk melakukan proses desain karena itu akan sangat mempengaruhi dalam efisiensi kerja.


3. Mengorganisir File

Hal ini mungkin dipandang hal yang spele dan tidak penting. Bagi sebagian orang hal ini dianggap akan menghambat waktu kerja. Tapi bagi desainer hal ini justru sangat penting. Dalam pekerjaan seorang desainer grafis, pasti melalui proses deal, creativity, revisi, dan finishing. Tanpa adanya suatu manajemen file yang baik, mereka akan disulitkan ketidak beraturan file. Desainer grafis tidak bisa hanya megandalkan ingatan suatu file berada. Tapi dengan adanya manajemen yang baik, makan akan lebih mudah mencari data yang diperlukan dan menghasilkan suatu efisiensi yang lebih. Mengorganisir file tidak hanya file yang berupa hardcopy saja, yang softcopy di dalam komputer juga harus diorganisir dengan baik.

Hendra Wijaya
2012

Kamis, 21 Juni 2012

Sebuah Rasa Dari Tuhan

Setiap helaan nafas yang ku hembuskan
Tuhan selalu hadir dalam sela udara yang ku hirup
Mengawali hari ini dengan senyum penuh semangat
Menginjakkan kaki di bumi Allah dengan gagah
Seakan semua rasa hilang dalam angan

Tuhan Yang Maha Pemberi Cinta
Tuhan Yang Maha Rahman
Tuhan Yang Maha Rahim
Al-Malik..Al-Kuddus

Augerah dalam cinta yang Tuhan berikan
Setiap detik dalam hidup ini
Akan selalu menjadi rasa syukur teramat dalam
Menjalani hari dengan keyakinan ikhlas

Izinkan aku untuk mencurahkan rasa
Yang bergemuruh dalam raga
Menggoreskannya dalam sebuah kata
Titik yang terangkai menjadi garis
Garis yang terhubung di atas layar putih
Menjadikan kata berubah menjadi kalimat

Tuhan izinkan aku menuliskan rasaku
Tuhan aku ingin menjadi sama
Sama seperti mereka
Tuhan aku ingin hidup sempurna
Tak ada air mata yang menetes untukku lagi
Tapi aku yakin ini yang terbaik yang Kau berikan untuk hidupku
Walau semua ini bukan yang aku inginkan
Semua ku serahkan kepada-Mu

Tuhan aku tak ingin ada yang sepertiku
Merasakan pedih dalam dukaku
Indah dunia yang tak terasa olehku
Aku ingin menjadi seperti embun
Yang memberikan kesejukan
Ingin aku menjadi bintang
Yang akan menerangi dunia
Apapun kondisinya disana

Tuhan aku selalu bersyukur
Bersyukur akan semua anugerah
Yang Kau titipkan dalam hidup ini
Tak ada peyesalan dalam perjalanan ini
Walau ku harus menghitung disetiap detak jantung yang bergetar
Disetiap detik waktuku
Terimakasih Tuhan..

Hendra Wijaya - 2012

Impian Mahasiswa 3

       Aku termasuk aktif di kampus,,kata orang-orang dikampus si. Aku si ngerasanya ga juga, baru sedikit kontribusi yang bisa aku lakuin di kampus tercinta. Aku mulai aktif di organisasi yang semua anak kuliahan pasti tau, namanya "BEM" bukan "Badan Encok Mulu" tapi "Badan Eksekutif Mahasiswa". Aku mulai di BEM Fakultas 2 tahun, dan lanjut BEM Universitas 2 tahun. Sekarang masuk tahun kedua aku di BEM Univ.
       Hari ini aku berangkat ke kampus dengan harapan ada hal baru paling ga ilmu baru yang tidak menyesatkan di kampus. Abisnye bosen di rumah, facebookan bingung buat apa, twitter, aku tambah galau karena gak ngarti. Ya udeh ke kampus aje.
        Tujuan utama
      Dateng tepat pukul 11.00 WIB saat matahari tengah bersinar dengan indahnya, yang membuat kepala sedikit pening. Parkir di Lapangan deket perpustakaan karena ada acara BEM di situ. Acaranya Gebyar Cinta Untuk Jakarta. Disitu ada panggung besar, disampingnye ada ondel-ondel. Lucu, aku seneng kalo ada kegiatan berbau Betawi..hehe.."sambil mikir, bau betawi kaya gimane ye?"..
       Hari ini ada kegiatan anak-anak yang dibina kampusku sedang melakukan lomba. Mereka anak-anak kurang beruntung. Terkadang aku suka sedih melihat mereka, aku masih diberikan rezeki yang lebih dari mereka tapi sedikit banget yang bisa aku sumbangin buat mereka. Padahal mereka aset penting bangsa ini, orang yang akan membawa perubahan besar buat bangsa ke depannya. Kalu tidak ada yang mau peduli, siapa lagi.
       Mereka adalah anak-anak jalanan yang ada di sekitar Rawamangun. Mereka sekolah tapi juga bekerja. Sepulang dari sekolah mereka langsung berjualan, bahkan ada yang mengamen di lampu lalu lintas. Karena desakan ekonomi yang begiu berat,,hmmmm "aku menarik napas dalam-dalam".
       "Emang keras Jakarta, kata sebagian besar orang. Tapi buat orang-orang berduit, pengusaha, pejabat negara, anggota DPR MPR yang gaji perbulannya puluhan juta megalir ke kantong mereka belum lagi para koruptor, Jakarta adalah surga dunia. Bohong besar, hanya kamuflase mereka menggembar-gemborkan di media, memberikan sembako gratis, uang gratis yang tidak ada harganya buat hidup di kota sebesar ini, padahal tujuan utama adalah sebuah kata pencitraan..ironi memang, ditengah rakyat yang menjerit ada penguasa yang tertawa terbahak-bahak, air mata yang dikeluarkan juga air mata setelah tertawa itu" pikirku.
       Mereka kami kumpulkan di satu wadah yang bernama "Desa Binaan". Namanya si Community Development, sebuah komunitas yang peduli terhadap perkembangan anak bangsa. Disini mereka diajarkan untuk pengembangan intelektual mereka, sikap, moral mereka juga diarahkan.  Hampir semua mata pelajaran di berikan. Mereka berusia sekitar 5-13 tahun. Tapi ada juga kegiatannya yang mengajarkan berbagai keterampilan kepada ibu-ibu mereka, seperti mengaji dan kesenian.
        Hari ini mereka semua dikumpulkan di acara ini untuk berlomba dan menunjukkan kebolehan mereka berada di atas panggung. Lomba mewarnai, dan lomba cerdas cermat mereka lalui dengan sangat antusias. Ada juga yang menunjukkan kebolehannya menyanyi, menari layaknya girl band yang lagi booming sekarang, kaya K-Pop gitu dah. Mereka terlihat senang, gembira. Aku hampir saja meneteskan air mata bahagiaku tatkala melihat mereka tersenyum dan tertawa bersama kami. Paling tidak kami bisa menghilangkan sejeak beban hidup mereka yang berat.
      

Sabtu, 16 Juni 2012

Photoshop #1

Technique One: Images with Plain Backgrounds

The best photos are those professional studio type shots that are taken against a plain white background. These shots make it much easier to find the edges of the subject, but trimming out fine hairs can still be a little tricky. In this example we’ll be using the common Channel technique to trim out this lovely lady.

Open up your image in Photoshop. This particular image doesn’t have a pure white background, but it is a plain colour and has good contrast between the subject and grey backdrop.

Head over to the Channels palette and review each of the Red, Green and Blue channels. Each one will be made up of slightly different tones, pick the one with the most contrast between foreground and background. Drag this channel onto the new channel icon to duplicate it.

With only the new channel selected, adjust the Levels (CMD+L) to dramatically increase the contrast between light and dark areas. However, don’t go too far, as you’ll notice some horrendous pixilation appearing in the fine areas.

Due to the slight variation in tone of the background, it appears grey in the darker areas. Use the Dodge tool set to a low Opacity to target the highlights and brush over this background area to really brighten it up.

Switch over to the Burn tool and target the shadows to dramatically darken down the inner areas of the image to pure black.

Use the brush tool to finish off the blacks by painting over the remaining areas of the inner section of the image.

Inverse the image to switch over the black and white areas (CMD+I), and give a quick check for any stray areas that may have been missed by the brush.

CMD+Click the Channel thumbnail to load the selection, then turn back on the visibility of the original channels. Head back over to the Layers palette and copy the selection. Paste it on a new layer and hide the original to see the cut out image against transparency.

The selection has managed to trim out even the finest of hairs to give a realistic cut. Paste the photo against an alternate background. Zoom in and check for any light coloured fringes around the edges, especially if placed against a darker background. These can be reduced using the Burn tool set to Highlights and gently brushed over the outline of the image.

 

Technique Two: Images with Detailed Backgrounds

The Channels technique is all well and good for studio photography with plain backgrounds, but it gets a little more difficult on standard shots with detailed backgrounds getting in the way.

Open up your image in Photoshop. This image has a decent contrast between foreground and background, but certain areas of the hair do blend in with the darker tones of the backdrop.

Start by trimming out the clear edges with the Pen Tool, but when you reach the hair simply create a rough tracing.

Around the hair portion, aim to include only solid areas of hair that aren’t merging with the background, otherwise the lighter tones will mess things up later.

Make a selection with a feathering of 0.2 pixels to remove any harsh edges then paste onto a new layer. Reduce the transparency of the image so that the original hair line can just be seen.

Here’s where the fun begins! Use the Smudge Tool to draw in areas of new hair, using the original outline as a template. Begin with a 4px brush to flesh out the thick base hair and disguise the jaggy lines from the path. A Wacom Graphics Tablet really comes in handy here to speed up the process and help add varied line thicknesses.

The new hair will soon flesh out the image back to its original appearance. It doesn’t look too bad at this stage, but repeating the process with a thinner brush will draw in those individual hairs.

Use a 2px brush with the Smudge Tool to draw thin stray hairs in varied directions to add realism to the image.

The photo can then be placed on any background with ease, and displays a crisp cut-out with no fringing or loss of fine detail.

Channel

1.1 Buka Gambar pada photoshop anda (Copy File)
1.2 Klik Channel Blue, pilih channel yang membuat kulit agak gelap, .lihat gambar
1.3 Kemudian Klik Channel Red, Pilih Channel merah agar Background lebih terang, lihat gambar.
 
  
1.4 Klik Image > Callculation (menggabungkan channel)
1.5 Gabungkankan antara Channel Red dan Blue yang kita lihat sebelumnya
1.6 Caranya pilih dan atur seperti gamabar di bawah.
  • Source 1 pilih Channel RED
  • Source 2 pilih Channel Blue
  • Blending Overlay (pilih yang jelas perbedaan background dan rambut) 
  • Opacity : 77%
 
1.7 Klik Foreground, Ubah Menjadi warna Hitam
1.8 Kemudian Klik Brush Toll > Hard Brush > Size : 21 (sesuaikan) > Opacity 100
1.9 Brush Pada Bagian wajah dan tubuh (Area Merah), kecuali bagian helai rambut, Perhatikan Gambar
 
2.0 Hingga hasilnya akan seperti tampak pada gambar di bawah
 
2.2 Kemudian Klik Burn Tool pada toolbox
2.3 Atur Brush > Soft Brush > Size : 65 (sesuaikan) > INGAT pada Range pilih Shadow > Exposure : 29 %.
2.4 Brush  pada Helai Rambut (Area Merah) hingga terlihat gelap. Lihat Gambar

2.5 Kemudian Pilih Dodge Tool pada Toolbox
2.6 Atur Brush > Soft Brush > Size : 65 (sesuaikan) > INGAT pada Range pilih Highlight > Exposure : 21 %.
2.7 Brush  pada Backgorund (Area Merah) hingga terlihat terang. Lihat Gambar
2.8 Tekan Ctrl+i (Inverse)untuk memutar warna Hitam dan Putih
2.9 Kemudian pilih kembali Dodge Tool, Lalu Brush pada pinggiran rambut (Area Merah)
 
3.0  Select > Load Selections > OK
 
3.1  Secara Otomatis Warna Putih Terseleksi
3.2 Klik kembali  Channel Pilih RGB 
3.3 Klik Layers Kemudian Background
3.4 Selanjutnya Buat Halaman Baru > Warna Merah > Ukuran yang sama, Lalu Drag menggunakan Move Tool seperti gambar di bawah 
3.5 Maka Hasilnya akan seperti tampak pada gambar di bawah ini


DAFTAR PUSTAKA
http://blog.spoongraphics.co.uk/tutorials/handy-techniques-for-cutting-out-hair-in-photoshop
http://idcreativity.blogspot.com/2011/06/tutorial-cara-seleksi-rambut-photoshop.html

Universitas Negeri Jakarta

     Setelah Indonesia merdeka, pemerintah Indonesia merasakan kurangnya tenaga kependidikan di semua jenjang dan jenis lembaga pendidikan. Untuk meng­atasi masalah ini pemerintah mendirikan berbagai kursus pendidikan guru. Sekitar tahun 1950-an, pada jenjang di atas pendidikan menengah didirikan.
      Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menyelenggarakan 2 (dua) bidang pendidikan, yaitu Bidang Kependidikan dan Bidang Non-Kependidikan.
          Usaha-usaha untuk meningkatkan mutu dan jumlah guru terus dilakukan melalui pendirian Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) oleh pemerintah melalui Keputusan Menteri P dan K No. 382/Kab tahun 1954. PTPG ini didirikan di empat kota yakni Batusangkar, Manado, Bandung, dan Malang. Dengan demikian terdapat dua macam lembaga pendidikan yang menghasilkan tenaga guru, yaitu Kursus B-I/B-II/PGSLP dan PTPG. Kedua lembaga ini kemudian diintegrasikan menjadi satu lembaga pendidikan melalui berbagai tahap. Pada tahun 1957, PTPG diintegrasikan ke dalam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada universitas terdekat. Berdasarkan PP No. 51 tahun 1958 Fakultas Pedagogik diintegrasikan ke dalam FKIP. Pada tahun 1963, oleh Kementerian Pendidikan Dasar didirikan Institut Pendidikan Guru (IPG) untuk menghasilkan guru sekolah menengah; sementara berdasarkan Keputusan Menteri P dan K No. 6 dan 7, tanggal 8 Pebruari 1961 Kursus B-I dan B-II diintegrasikan ke dalam FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi yang juga menghasilkan guru sekolah menengah. Dualisme ini dirasakan kurang efektif dan mengganggu manajemen pendidikan guru. Untuk mengatasi ini maka kursus B-I dan B-II di Jakarta diintegrasikan ke dalam FKIP Universitas Indonesia.
        Melalui Keputusan Presiden RI No. 1 tahun 1963 tanggal 3 Januari 1963, ditetapkan integrasi sistem kelembagaan pendidikan guru. Salah satu butir pernyataan Keppres tersebut adalah bahwa surat keputusan ini berlaku sejak 16 Mei 1964, yang kemudian dinyatakan sebagai hari lahirnya IKIP Jakarta. FKIP dan IPG diubah menjadi IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan). FKIP Universitas Indonesia dan IPG Jakarta diintegrasikan menjadi IKIP Jakarta. Dalam perkembangan selanjutnya IKIP diberi perluasan mandat untuk mengembangkan ilmu kependidikan dan non kependidikan dalam wadah universitas. IKIP Jakarta sejak tanggal 4 Agustus 1999 berubah menjadi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) berdasarkan Keppres 093/1999 tanggal 4 Agustus 1999, dan peresmiannya dilaksanakan oleh Presiden Republik
Indonesia pada tanggal 31 Agustus 1999 di Istana Negara.
        Hari jadi Universitas Negeri Jakarta ditetapkan sama dengan hari jadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta yang merupakan cikal bakal Universitas Negeri Jakarta yaitu pada tanggal 16 Mei 1964.

Rektorat

Masa Universitas Indonesia

  1. Prof.R. Sugarda Poerbakawatja Dekan FKIP Universitas Indonesia 1961 - 1963
  2. Prof. Dr. Slamet Imam Santoso Dekan FKIP Universitas Indonesia 1963 - 1964

Daftar Rektor Masa IKIP Jakarta

  1. Brigjen A. Latif Hendraningrat Rektor IKIP Jakarta 1964 - 1965
  2. Dra. Maftuchah Yusuf Ketua Presidium IKIP Jakarta 1966 - 1967
  3. Dr. Deliar Noer Rektor IKIP Jakarta 1.) 1967-1971 2.) 1971-1975 (2 Periode)
  4. Dr. Siswojo Hardjodipuro Pjs. Rektor IKIP Jakarta 1975
  5. Prof. Dr. Winarno Surachmad, M.Sc.,M.Ed Rektor IKIP Jakarta 1975-1980
  6. Prof. Dr. R. Soedjiran Reksosoe-darmo, M.A Rektor IKIP Jakarta 1980 - 1984
  7. Prof. Dr. Conny R. Semiawan Rektor IKIP Jakarta 1) 1984-1988 2) 1988-1992
  8. Dr. A. Suhaenah Suparno Rektor IKIP Jakarta 1992 - 1996
  9. Dr. Sutjipto Rektor IKIP Jakarta 1997 - 1999

Masa Universitas Negeri Jakarta

  1. Prof. Dr. Sutjipto Rektor Universitas Negeri Jakarta 1) 1999 - 2001 2) 2001-2005
  2. Prof. Dr. Bedjo Sujanto, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Jakarta 1) 2005 - 2009 2) 2009 - ...

Jurusan Di Universitas Negeri Jakarta

Fakultas Ilmu Pendidikan

  1. Psikologi
  2. Teknologi Pendidikan
  3. Manajemen Pendidikan
  4. Pendidikan Luar Biasa
  5. Pendidikan Luar Sekolah
  6. Bimbingan Konseling
  7. Pendidikan Guru Anak Usia Dini
  8. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

  1. Pendidikan Matematika (S.Pd)
  2. Pendidikan Fisika (S.Pd)
  3. Pendidikan Kimia (S.Pd)
  4. Pendidikan Biologi (S.Pd)
  5. Matematika (S.Si)
  6. Fisika (S.Si)
  7. Kimia (S.Si)
  8. Biologi (S.Si)

Fakultas Teknik

  1. Pendidikan Teknik Elektro
  2. Pendidikan Teknik Elektronika
  3. Pendidikan Teknik Mesin
  4. Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
  5. Pendidikan Teknik Bangunan
  6. Pendidikan Tata Boga
  7. Pendidikan Tata Busana
  8. Pendidikan Tata Rias
  9. Teknik Elektro
  10. Teknik Mesin
  11. Teknik Sipil
  12. Ilmu Kesejahteraan Keluarga

Fakultas Ilmu Sosial

  1. Ilmu Agama Islam
  2. Pendidikan Kewarganegaraan
  3. Pendidikan Geografi
  4. Pendidikan Sosiologi
  5. Pendidikan Sejarah
  6. Sosiologi

Fakultas Bahasa dan Seni

  1. Bahasa dan Sastra Jerman
  2. Bahasa dan Sastra Indonesia
  3. Bahasa dan Sastra Inggris
  4. Bahasa dan Sastra Perancis
  5. Bahasa dan Sastra Arab
  6. Bahasa Jepang
  7. Seni Musik
  8. Seni Rupa
  9. Seni Tari

Fakultas Ilmu Keolahragaan

  1. Somatokinetika
  2. Sosiokinetika

Fakultas Ekonomi

  1. Akuntansi
  2. Manajemen
  3. Ekonomi dan Administrasi

Program Pascasarjana

  1. Program Magister (S2)
    (1)Teknologi Pendidikan; (2)Pendidikan Olah Raga; (3)Pendidikan Bahasa; (4)Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup; (5)Manajemen Lingkungan, sebagai konsentrasi dari Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup; (6)Pendidikan Anak Usia Dini; (7)Manajemen Pendidikan; (8)Manajemen Pendidikan Tinggi, sebagai konsentrasi dari Manajemen Pendidikan; (9)Penelitian dan Evaluasi Pendidikan; (10)Manajemen Olah Raga, sebagai konsentrasi dari Pendidikan Olah Raga; (11)Pendidikan Dasar; (12)Pendidikan Sejarah, dan (13)Linguistik Terapan.

  2. Program Doktoral (S3)
    (1)Teknologi Pendidikan; (2)Teknologi Pendidikan, konsentrasi Pendidikan Anak Usia Dini; (3)Pendidikan Olah Raga; (4)Pendidikan Bahasa; (5)Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup; (6)Manajemen Pendidikan; (7)Penelitian dan Evaluasi Pendidikan; (8)Manajemen Lingkungan, sebagai konsentrasi dari Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup. (9)Manajemen Sumber Daya Manusia, sebagai konsentrasi dari Manajemen Pendidikan.
     
     
     
    DAFTAR PUSTAKA
     
    unj.ac.id
    id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Negeri_Jakarta

Impian Mahasiswa 2

     Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun kulewati kehidupanku untuk dunia perkampusan..miris si sebenernya.."hmmmm.." tarik napas kalo ngomongin dunia perkampusan..mantep dah dunia perkampusan, kalah tuh dunia perdukunan.
    Gue kuliah bukan sekedar kuliah, walaupun gue kuliah, gue juga nyari nafkah buat diri gue sendiri. Ya, gue kerja serabutan. Jadi tukang ngedesain sama ngegambarin proyek orang. Lumayanlah hasilnya, buat jajan, bayar kuliah, sama cari selingkuhan..upssss...ga deh, gue setia kali sama kejombloan gue.
    Gue..kasian si, udah kaga lulus-lulus, eh ditambah dengan status jomnlo juga..menyedihkan.....tapi gue masih bangga kali, setidaknya gak semenyedihkan nasib si pocong, "udeh jomblo, diasingkan dari dunia perpocongan, cuma bisa loncat"...satu lagi gue lupa, yang buat gue lebih beruntung dasi si pocong yang kejebak di palangan pos hansip adalah gue ngajar privat. Ya gue gak mau aja ninggalin dunia yang gue geluti di kampus, pendidikan. Seneng tapi sedih..sedih karena anak TK yang gue ajarin gak bisa ngomong Indonesia cuma bisa bahasa Inggris, sedangkan gue gak bisa ngomong Inggris.."ironi memang"..tragis..galau..pusing setiap ngajar.
    Selama kuliah, gue dah beberapa kali ganti pacar..tapi yang gue ampe sayang bener tuh ada dua..Sayang semua berakhir tragis. Lupakan masa lalu..kalo bahasa kerennya "move on"..gitu deh, gak tau bener apa kaga.
    Gue punya impian besar seperti Johanes Gutenberg. Tau gak? yang jelas bukan penjual tempe di pasar. Dia adalah seorang berkebangsaan Jerman yang berasal dari keluarga kurang mampu, tapi mampu menciptakan temuan sebuah teknik cetak, mesin cetak, dan dia juga seorang illustrator. Salut sama Mbah Jo dah.
    Walaupun gak sama impiannya sama Mbah Jo, tapi hampir mirip. Suatu saat pasti gue bisa naklukin dunia di tangan gue. "Muat ga yah?.." paling tidak ada doa yang sangat menginspirasiku, gini doanya " Ya Rabb berikanlah dunia ditanganku,,jangan dihatiku".. gitu doanya brother.

Selasa, 12 Juni 2012

Pendidikan Seni di Indonesia

Berbicara tentang seni, berarti berbicara tentang estetika dan artistik. Lalu bagaimana dengan pendidikan seni?
Pendidikan di Indonesia hanya menjadikan seni sebagai alternatif dalam pendidikan. Hal tersebut tergambarkan dari banyaknya sekolah yang hanya menjadikan seni sebagai kegiatan ambahan atau yang biasa di sebut ekstrakulikuler.
Kebanyakan dari masyarakat kita mengetahui seni hanya sebatas musik, lukis, atai film itupun yang berbau kebarat-baratan. Sedangkan yang berasal dari dalam negeri sendiri banyak yang tidak mengetahui khususnya para generasi muda bangsa ini. Pantas saja fenomena yang terjadi sekarang adalah maraknya pencurian dan pengakuan kesenian tradisional bangsa kita oleh bangsa lain sebagai kesenian asli mereka. Hal ini karena sangat lemahnya apresiasi masyarakat dan pemerintah terhadap kebudayaan sendiri.
Sudah sedemikian parahkan kondisi bangsa ini. Kita sering mengkui bahwa cinta budaya Indonesia bahkan sering tuh digembar gemborkan tentang cinta budaya Indonesia, tapi apa kenyataan yang terjadi? masih banyak dari kita yang tidak mengenal produk budaya Indonesia sendiri. Pemerintah juga belum memberikan jaminan kepada para pelaku seni dan kegiatan berkarya seni mereka. Mudah saja, banyak seniman yang gulung tikar dan berganti profesi untuk terus melanjutkan kehidupannya. Apresiasi yang sangat kurang terhadap seni tampak jelas terlihat di negeri ini.
Pendidikan adalah salah satu jawaban dari krisis pelestarian kesenian Indonesia. Dengan pendidikan, para generasi pembangun bangsa akan lebih mengetahui dan memahami seperti apa sejarah, dan kondisi seni dan budaya di Indonesia dan akhirnya mencintai dan terus melestarikan budayanya sendiri. Kenapa pendidikan seni dinilai penting? karena pendidikan seni adalah sesuatu yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia bahkan seni juga dipandang sebagai sesuatu yang melahirkan ilmu lain.
Dengan seni, pendidikan formal lainnya akan lebih mudah diterima oleh peserta didik. Hal ini berarti seni sebagai faktor penting kesuksesan peserta didik dalam mempelajari ilmu lainnya yang dianggap lebih formal. Dari seni akan memberikan sebuah pengalaman rasa dan pengalaman rasa itulah yang akan membantu terciptanya proses berpikir peserta didik.
Pertanyaan yang timbul adalah, masih pentingkah pendidikan seni di Indonesia? Jawabannya bisa kita interpretasikan sendiri. Tetapi yang perlu diingat, bangsa kita dikenal dan dihargai di dunia juga berkat adanya seni, dan seni lahir dari sebuah proses yang dinamakan "Pendidikan".

Sabtu, 09 Juni 2012

SENI RUPA BETAWI

1. Arsitektur
 
Orang Betawi mempunyai tata cara dalam membangun rumah. Ada tahap-tahap yang harus dijalani dengan mengikuti tradisi turun-temurun.  Ini dimaksudkan agar keseimbangan alam sekitar tetap terjaga. Pemilihan lokasi, perataan tanah, pendirian tiang guru, dan sebagainya harus disertai dengan selametan.
Rumah tradisional Betawi dibuat dari bermacam-macam bahan yang tersedia. Tergantung dari kemampuan pembuatnya. Ada yang dibuat menggunakan bahan bambu. Ada yang dibuat menggunakan bahan kayu. Ketika bangsa kita dijajah Belanda, orang Betawi meniru cara Belanda membangun rumah. Mulailah berkembang membangunan rumah dari batu. Tetapi umumnya rumah tradisional Betawi dibuat menggunakan bahan dari kayu. Jenis kayu yang dipilih kayu nangka, kayu cempaka, dan lain-lain. Jenis kayu asem biasanya tidak digunakan.
  • Letak geografis mempengaruhi pembuatan rumah. Di daerah pesisir didirikan rumah panggung. Misalnya rumah Si Pitung di kampung Marunda Pulo, Jakarta Utara. Rumah tradisional Betawi ada tiga macam :
  • Rumah tipe Gudang.
          Rumah ini berbentuk empat persegi panjang
  • Rumah tipe Joglo.
          Rumah ini berbentuk bujur sangkar.
  • Rumah tipe Bapang.
          Disebut juga tipe Kebaya. Rumah ini berbntuk empat persegi panjang.

Rumah Joglo dan rumah Bapang dibagi dalam tiga ruang. Ruang depan, ruang tengah, dan ruang belakang.  Sedang rumah Gudang terkesan dibagai dalam dua ruang. Ruang depan dan ruang tengah. Ruang belakang dari rumah Gudang tetap ada. Tapi penataan ruangnya samar-samar.
Ruang depan adalah serambi. Di serambi diletakkan balai-balai atau kursi tamu. Di serambi tempat menerima orang bertamu.  Ruang tengah disebut ruang dalam. Ruang dalam adalah bagian pokok rumah Betawi.  Di sini  ada kamar tidur dan kamar makan. Kamar dalam bahasa Betawi disebut pangkeng. Ruang belakang adalah dapur tempat untuk memasak.
Rumah tradisional Betawi kini sudah langka. Rumah-rumah tua yang ada di daerah Condet sudah rusak. Akhirnya diruntuhkan dan diganti rumah modern. Di taman Mini Indonesia Indah ada satu contoh rumah tradisional Betawi.


2. Ragam Hias

Ragam hias Betawi disebut pula dekorasi gaya Betawi. Ragam hias merupakan permainan geometri. Geometri adalah dasar untuk arsitektur, berbagai ragam hias,  dan pengenalan dunia simbol. Ragam hias dapat ditempatkan dalam segala tempat. Misalnya pada bangunan rumah, perlengkapan rumah tangga, kerajian, perahu, hiasan pesta, alat kesenian, dan lain-lain.
Ragam hias Betawi sudah ada sejak jaman neolitikum. Ketika itu sudah lazim  digunakan bentuk cagak. Bentuk cagak menjadi ragam hias pada leher periuk tanah. Cagak mengalami pengembangan menjadi bentuk tumpal. Bentuk tumpal dalam kain batik Betawi berbentuk temu tumpal. Bentuk cagak maupun tumpal sebenarnya bentuk lain dari gunung. Nenek moyang orang Betawi menganggap gunung mempunyai kekuatan. Jadi bentuk cagak dan tumpal mempunyai arti kekuatan.


3.  Rumah

Pada rumah tradisional Betawi diberi ragam hias gigi balang. Gigi balang diletakkan pada lisplang yang berfungsi memberi keindahan pada rumah. Bentuk lain adala banji. Banji memiliki pola segi empat. Pola ini terpengaruh kebudayaan Hindu yang artinya dinamis. Pola banji sering dikombinasi dengan unsur tumbuh-tumbuhan. Yang paling banyak dipilih adalah bunga lima atau bunga tapak dara. Bunga tapak dara dalam tradisi pengobatan Betawi berhasiat menyembuhkan berbagai penyakit. Unsur tumbuh atau flora lain yang digunakan sebagai ragam hias antara lain cempaka, jambu mede, delima, pucuk rebung, dan lain-lain.  Bentuk ragam hias laian adalah matahari, kipas, varian botol. Yang paling jelas ragam hias ditemukan pada : langkan, tiang utama, garde, lisplang, siku yang berada di liuar flapon.


4.  Mesjid (Mesigid)

Pada masjid Betawi, ragam hias hampir sama dengan rumah tradisional. Ada ragam hias temu tumpal dalam berbagai variasi. Ada ragam hias bunga tapak dara. Ada pula ragam hias lonjong dan mute setengah lingkaran. Pada lobang angin  ada  mute lingkaran penuh.


5.  Perahu Nelayan

Nelayan Betawi mempunyai kebiasaan memberi ragam hias pada perahunya. Warna yang digunakan mencolok : merah, jingga, hijau, kuning, dan putih. Kebanyakan melukiskan ombak bergulung-gulung dalam bentuk garis lengkung, patah-patah, rege, rendeng, dan kepang. Pada bagian ujung haluan sering tampak motif-motif geometris seperti jajaran genjang bersambung-sambung.


6.  Hiasan Pesta

Hiasan pesta di betawi banyak terbuat dari daun-daunan, kertas minyak, dan buah-buahan, terutama pisang bertandan yang digantung. Sementara daun yang biasa dipakai adalah daun beringin dan daun bambu. Didaerah tertentu ada pula dipakai hiasan daun kelapa untuk “Gantung Kaul” dan “Ketupat Lepas”. Bentuk bunga-bungaan dari kertas minyak paling sering terlihat dalam hiasan pesta, berbentuk bendera kecil dan semacam serunting yang dililitkan di lidi (Kembang Kelape).


6.  Alat Kesenian

Alat kesenian di Betawi mempunyai ragam hias tergantung dari daerah asalnya ; Sunda, Jawa, Cina, alat musik gamelan ajeng mempunyai ragam hias Sunda, sementara instrumen gambang kromong ragam hias Cina.


7.  Batik Betawi

Batik yang disenangi di Betawi adalah corak pesisiran, sepert Cirebon, Pekalongan, Lasem. Dengan warna-warna yang mencolok. Sementara motif yang paling digemari adalah Jamblang, babaran, Kalengan dan Jelamprang. Motifnya antara lain garis segitiga panjang melancip. Biasanya dipakai perempuan yang akan menghadiri pesta pernikahan atau penari Cokek. Jenis batik ini juga disukau perempuan-perempuan Belanda di Batavia. Diaderah pinggiran Jakarta banyak dipakai motif “Pucuk rebung”, motif burung Funiks atau burung Hong (Feng huang). Pada batik ini sangat digemari dan disenangi perempuan-perempuan Cina Betawi (encim). Burung Funiks memberikan kesan gemulai dan menambah wibawa bagi pemakainya.


8.  Pakaian Betawi

Pakaian Betawi banyak ragamnya. Ada pakaian sehari-hari, ada pula pakaian resmi. Belu lagi pakaian pengantin laki-laki dan perempuan. Pakaian sehari-hari laki-laki Betawi biasanya baju Sadariah (Koko), celana batik, kainpelekat, dan peci (kopiah). Akan tetapi didaerah betawi pinggiran pakaian ini bisa disebut pakaian pesta. Sementara wnitanya berupa baju kurung berlengan pendek, kadang bersaku didepannya, kain batik sarung. Ada yang berkerudung, ada pula yang tidak, terutama orang pinggiran. Pakaian yang disebut ujung serong biasa dipakai oleh bapak-bapak berupa jas tertutup dengan celana pantalon. Kain batik dikenakan sekitar pinggang didalam baju  dengan ujungnya serong diatas lutut. Beda dengan pakaian “Abang Jakarte” Jasnya lebih panjang sekitar lutut dan kainnya diluar diiket seperti ikatan dasi. Dan selipan piso raut. Aksesoris yang dipakai kuku macan dan jam tangan rantai. Tutup kepala berupa liskol atau kopiah dan alas kaki sepetu pantovel.sementara pakaian “None Jakarte” adalah kebaya encim (kebaya panjang), kain batik bercorak jelamprang pekalongan. Bersanggul tidak terlau besar (konde cepo) dan diberi hiasan melati atau cempaka putih.selendang seringkali berfunsi sebagai kerudung. Pakaian pengantin Betawi mendapat pengaruh dari arab, cina, barat dan melayu. Pakaian pengantin laki-laki biasa disebut “dandana care haji” berupa jubah dan tutup kepale “sorban” yang disebut “alpie”. Jubah disebut “gamis’ berupa kain putih halus model kurung panjang, terbuka dari leher ke ulu hati.ukurannya lebih panjang sebatas mata kaki. Selendang bermotif benang emas atau manik-manik berwarna cerah. Tak ketinggalan sepatu pantofel.
Semantara pakaian pengantin perempuan biasa disebut “Rias Besar dandanan carenone pengantin cine”. Bajunya model blus shanghai bahan dsaten atau lame berwarna cerah. Baju bawah atau rok disebut “KUN” melebar kebawah dengan motif hiasan burung hong dari mute atau manik dan benang emas. Hiasan kepalanya disebut kembang goyang motif burung hong dengan sanggul buatan dan cadar di wajah. Perhiasan lain berupa gelang listring, kalung tebar, anting kerabu, hiasan dada teratai manik-manik dan selop model perahu. Hiasan lain adalah bunga melati berupa Ronce melati dan sisir melati.


DAFTAR PUSTAKA

http://lembagakebudayaanbetawi.com

Kamis, 07 Juni 2012

Impian Mahasiswa


Semua orang pasti memiliki impian, harapan, dan keinginan. Tak terkecuali para mahasiswa yang masih betah berada dikampus, yang dengan bangga menyandang gelar mahasiswa walaupun sudah melebihi batas toleransi berada di kampus. Gue gak bisa menyebutkan berapa tahun ada di kampus karena akan menyalahi aturan dan etika perkampusan. Gue gak bohong, beneran dah. Gue disuruh bersumpah atas nama mecin pun gue rela kalau mereka juga punya mimpi paling tidak pernah bermimpi. Yang jadi pertanyaan gue adalah, apa hubungannya si mecin yah?
Mecin memang selalu bikin heboh, mulai dari masakan sampe bikin perut sembelit melilit-lilit berasa dililit menjerit. Enak gak tuh bacanya. Kita tinggalkan si mecin biar tau rasa dia. Gue sebenernya gak bodoh, itu kata ibu gue. Menurut gue juga ga bodoh hanya kadang kalau pergi ke kampus emang gak pernah bawa otak secara utuh paling cuma seperempatnya saja sisanya gue tinggal di rumah takut dicolong orang atau kesenggol jadi lecet. Gue taro tuh di dalem toples.
“Lu lemot banget si…”
“Ga juga perasaan dah, biasa aje..perasaan lu doang kali”
“Otak lu di taro mana?”
“Di rumah setengah..”
Pernah gue ditanya gitu sama temen gue, ya gue jawab begitu aje. Padahal kenyataannya emang begitu. Dan temen gue gondok banget sampe lompat-lompat kaya kuntilanak lagi pake baju pocong.
Gue inget waktu pertama gue masuk dunia kampus, gue ketemu sama si echo bukan nama alat rekam jantung tapi nama temen gue. Gue ketemu dia waktu awal masuk kuliah pas OSPEK.
Menurut gue si echo “bukan nama samaran” orangnya unik. Begitu gue ajak kenalan terbengong-bengonglah gue.
“Hai nama lu siapa?”
“Echo, lu siapa?”
“Gue lupa nama gue siapa”
Ada yang bias bantu ga, kalo bisa bantu nanti gue sms langsung dari handphone gue loh..
“Asorgesertuwawawawawaawawawa..” Jawab si Echo.
Gue bengong aje dengerin tuh bibir bekoar. Cepet banget mas bro ngomongnye kaga ada tanda bacanya. Itu karena dia pandai berbicara atau karena grogi kali ye ketemu gue. Walaupun begitu dia pandai ngegaetin baju cewek, ups salah gaet cewek.
Si echo juga sering banget ngilang, kalo gue cariin dia kaga pernah ada. Gue Tanya ke anak-anaknya mbah dukun juga ga tau. Gue ngacak-ngacak tempat sampah juga gak ada. Jadi sebenernya ada dimana? Kata tetangga sebelah, “si Echo mah kaga pernah keliatan”. Eh pas gue nyalahin lampu dia ada di samping gue. Bener-bener dah, ngomong ke kalo dia ada di samping gue, paling tidak bersiul. Gue kan kaga jadi ribet-ribet sampe ngacak-ngacak tempat sampah segala.
Gue jadi bernostalgila nih ngingetin pertama masuk kampus yang gue sendiri udah lupa kapan pertama kali gue di sunat. Kenapa dunia persunatan dibawa-bawa. Saking udeh lamanye gue ampe lupe tuh kapan.
Ada cerita lain lagi nih di awal gue kuliah. Teman pertama gue di kampus dan jadi temen sekamar gue selama beberapa tahun. Orangnya ganteng luar angkasa. Matanya putih, kulitnya sipit dan yang paling tidak kalah serunya dia menggunakan bahasa planet pluedok yang bahasanya medok abadi.
Sampe lupa gue ngenalin, namanya Lanang. Hidup sebatang kara di tengah kota yang buas ini karena banyak manusia-manusia buasnya, yang makanannya uang tetangganya sendiri. “Gimana makan uang ye?”..Lanang hidup sebagai perantauan dari negeri Jawa, sebuah negeri nun jauh disana yang memerlukan bertahun-tahun jalan kaki untuk sampai ke sana.
Sungguh tragis hidup lu nang.
Sebenernya nilai kuliah gue kaga jelek cuma emang nasib aja yang ngebuat gue tetep bertahan sampe sekarang di kampus. Dan karena gue cinta mati sama ini kampus sampe melahirkan beberapa generasi di bawah gue dari hasil perkawinan silang antara birokrasi dengan uang. Tapi tetep aja gue ngerasa paling muda.
Gue sebenarnya tidak pernah malu menggenggam gelar mahasiswa awet di kampus. Yang gue inget gue cuma shok aja kalau ditanya sama tetangga sebelah rumah gue.
“Udah semester berapa?”
“Semserter akhir pekan”
“Kapan lulus?”
“Lulus si gampang, masih pengen belajar”
“Udah wisuda belum”
“kapan-kapan kalau udah sempet”
“Kamu lagi sibuk apa, skripsi yah?”
“Biasa sibuk mencari paku dijalan”
“Kapan nikah?”
Pertanyaan tersebut sering banget terjadi dan gue harus mengulang-ulang kembali jawaban yang sama. Pertanyaan terakhir yang paling gue tertarik sekaligus sedih. Tertarik karena emang gue pengen nikah, manusia normal. Sedih karena selain gue mahasiswa awet di kampus, gue juga mahasiswa jomblo abadi. Bener kata orang, hidup emang kejam.

Rabu, 06 Juni 2012

Setumpuk Kisah Bodoh 2


Sejak aku sekolah di Jakarta aku sudah bertekad ingin belajar dengan giat, walaupun aku belum juga menemukan apa sebenarnya cita-citaku, tapi biarlah waktu yang menjawab, itu juga kalau waktu punya mulut. Akhirnya aku lulus dengan peringkat ke lima terbaik disekolah SD ku itu. Tapi masih saja ada yang iri denganku, dia bilang nilaiku gak murni, sudah mendapatkan kunci jawaban karena ayahku seorang guru juga. Tapi masa bodo dengan ucapan itu, toh aku yang ngejalanin tanpa berbuat curang sedikitpun.
Itu adalah beberapa kisah yang menurutku bodoh saat aku masih SD. Oh iya, aku lupa..waktu SD aku pernah suka dengan seorang gadis kecil yang bernama Risya, kata temanku sih dia juga suka tapi aku gak berani bilang, “kan masih kecil!..”
Awal mula aku masuk SMP, ternyata Risya juga satu SMP denganku dan aku bertemu dengan sahabat terbaik sepanjang hidupku bahkan sampai saat ini, dia adalah Frendy. Dia yang selalu menemani dan mengingatkan aku untuk solat. Aku termasuk anak yang takut dengan aturan yang ada di sekolah dan aku dengan Frendy adalah anak yang tidak pernah ikut tauran. Bahkan pernah ketika ada pelajaran tambahan, semua anak laki-laki di kelasku bolos, yang ada cuma aku dan Frendy.
Di sini aku terus mencari cita-citaku tetapi tidak pernah ketemu. Pernah suatu hari aku dipanggil oleh temanku Irma. “Hendra..Dra…kamu dicariin tuh di kantin”.
“Sa..sama siapa?” jawabku gugup.
“Udah sana kekantin, aku duluan yah..bye..” kata Irma dengan tergesa-gesa mau pulang.
Akhirnya aku memutuskan untuk ke kantin. Kondisi kantin saat itu kosong karena memang semua siswa sudah pada pulang. Aku melihat ada Risya dan Tirsa di sudut kantin sekolahku. Tiba-tiba jantungku berdebar kencang, berbagai macam pikiran muncul di kepalaku. Aku kaget ketika Risya memanggilku “Hendra…sini..”
Aku melangkahkan kakiku dengan gemetar.
“Ada apa?” jawabku sambil tertunduk tidak berani menatap wajahnya.
Risya adalah gadis yang cantik, putih, dan cukup pintar. Aku heran kenapa kata teman-temanku waktu SD dia suka denganku yah.
“Ko lama…” Tanya Risya.
“Emmm…..anuu..” jawabku salah tingkah.
Sebelum aku menyelesaikan kalimatku, Risya memegang tanganku. Seketika itu juga wajahku berubah pucat, dingin, serasa dunia mau runtuh karena saat itu pertama kalinya aku bersentuhan dengan seorang gadis yang aku suka, yang membuat aku tampak bodoh adalah aku hampir pingsan saat itu. Ada satu hal yang sangat memalukan, saat itu aku takut sekali dengan makhluk yang disebut dengan wanita.
“Kamu mau gak jadi pacar aku?” Risya bertanya padaku.
Saat itu aku bingung, aku berpikir antara pacaran dengan niatku untuk berubah sejak kejadian waktu SD itu. Akhirnya aku memutuskan untuk memilih belajar dulu.
“Maaf yah, aku belum mau pacaran dulu” jawabku dengan nada gemetar kepada Risya. Aku tidak tahu keputusanku itu benar atau tidak. Tapi aku yakin itu adalah keputusan yang benar. Mulai saat itu Risya berubah sikapnya kepadaku, dia terlihat sangat benci sama aku.
Nah kalau yang itu adalah satu dari kisahku waktu SMP. Sampai aku masuk SMK. Awal-awal masuk SMK biasa saja tidak ada yang spesial. Aku masih menjadi anak yang patuh, pendiam, dan berusaha belajar. Sampai sini aku juga masih belum bisa menentukan cita-citaku. Manusia tanpa cita-cita, kata temanku.
Ada yang tertinggal nih, aku mulai memiliki cita-cita walaupun cita-cita bodoh menurutku. Cita-citaku adalah menjadi musisi lebih tepatnya menjadi pemain band. Aku mengajak sepupu-sepupuku main band, dengan modal tanpa bisa bermain musik apapun dan suara jauh dari pas-pasan kami melangkah mencari studio band.
     Di studio band kami bingung mau main apa, kami cobain semua alat musik yang ada. Hasilnya ancur banget tapi cukup memberi semangat padaku. Paling tidak aku sudah mulai berani bermimpi dan memiliki cita-cita.